5 Manfaat dari Konsep “Helicopter Parenting”

Orangtua mulai menerapkan pola asuh ini biasanya pada saat anak-anak mereka sudah berada di usia SMA atau kuliah. Padahal, pada fase ini anak-anak seharusnya sudah menjadi individu yang mandiri dan bisa melakukan tanggung jawabnya sendiri. Pada jangka panjang, anak-anak yang diasuh dengan helicopter parenting memiliki lebih sedikit keunggulan kompetitif ketika tumbuh dewasa.

Apr 7, 2022 - 10:06
Apr 7, 2022 - 08:32
 0
5 Manfaat dari Konsep “Helicopter Parenting”
ilustrasi helicopter parenting.

Helicopter parenting merupakan istilah lain dari pola asuh orangtua yang cenderung protektif pada anaknya. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini cenderung  berlebihan dalam melindungi, dan juga mengatur sesuatu yang terkait dengan anak itu, sehingga anak akan lebih sulit untuk bersikap mandiri ketika beranjak dewasa.

Umumnya, orangtua mulai menerapkan pola asuh ini biasanya pada saat anak-anak mereka sudah berada di usia SMA atau kuliah. Padahal, pada fase ini anak-anak seharusnya sudah menjadi individu yang mandiri dan bisa melakukan tanggung jawabnya sendiri. Pada jangka panjang, anak-anak yang diasuh dengan helicopter parenting memiliki lebih sedikit keunggulan kompetitif ketika tumbuh dewasa.

Namun selain memiliki kekurangan, helicopter parenting juga memiliki lima manfaat, yaitu:

1. Tahu Kapan Waktunya Harus Melangkah atau Mundur

ilustrasi mengalah

Dengan diterapkannya pola asuh helicopter pada anak, orangtua dapat memahami dengan baik dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh anak. Dengan demikian, orangtua juga bisa menetapkan kapan dia harus mendorong anaknya untuk melangkah, atau juga mengingatkannya untuk mundur dahulu.

2. Tidak Merasa Paling Tahu untuk Mengatasi Masalah

ilustrasi merasa paling tahu dan benar
Sahabat guru, sebagai orangtua jangan sampai kita menganggap bahwa cara kita dalam memecahkan masalah yang ada pada anak adalah cara terbaik. Anak juga memiliki pandangan dan pemahamannya sendiri terkait bagaimana suatu masalah memengaruhi dirinya.

Pola asuh helikopter yang sehat juga bisa diterapkan dengan melihat sekilas aktivitas sehari-hari pada anak untuk memastikan jika ada sesuatu yang tidak beres pada anak tersebut. Annie Fox, penasihat ahli parenting di Understood.org mengingatkan para orangtua untuk tidak mengatakan bahwa kita merasa tahu lebih baik daripada anak mengenai apa yang anak butuhkan.

3. Memiliki Pandangan yang Lebih Luas

ilustrasi memiliki pandangan yang lebih luas
Saat melihat tanda bahaya dari anak tentang pengalaman di sekolah mereka, orangtua harus ikut turun membantu dalam masalah tersebut. Selain itu, orangtua juga perlu mempertimbangkan sistem pendidikan yang diajarkan kepada anak itu sendiri. Dengan demikian, memungkinkan ada cara lain yang menurut anak tersebut bisa diterapkan jauh lebih baik.

4. Mengajak Anak untuk Berkomunikasi

ilustrasi berkomunikasi dengan anak
Batasan yang sehat antara orangtua dan anak itu sangat penting, terutama seiring bertambahnya usia pada anak. Salah satu cara untuk mendorong percakapan terbuka dan berkelanjutan dengan rasa saling menghormati adalah dengan mengundang anak ke dalam “helikopter” untuk mendapatkan pandangan yang luas tentang lingkungan sosialnya.

5. Dapat Berkomunikasi Tatap Muka dengan Baik

ilustrasi berkomunikasi tatap muka
Pesan singkat bukanlah cara terbaik untuk memproses emosi atau melakukan percakapan, tetapi ini adalah norma budaya yang tidak pernah dialami anak. Lebih lanjut Fox mengatakan, apabila orangtua mengetahui anak kurang memiliki rasa empati, segera lakukan tindakan. Fox mengajak orangtua untuk mencetak pesan singkat antara orangtua dan anak, lalu minta untuk membaca kertas itu satu sama lain. Bicarakan tentang bagaimana rasanya saat kita memegang kertas. Tanyakan kepada anak apa lagi yang bisa dia lakukan daripada sekadar mengirimkan pesan teks atau pesan instan.

Fox selalu mengingatkan para orangtua, mereka adalah anak-anak generasi terakhir yang tidak tumbuh dengan realitas virtual. Jika kita tidak menunjukkan kepada anak bahwa ada lebih banyak cara untuk berhubungan dengan orang lain, maka anak tidak akan mengetahuinya dan mungkin tidak akan pernah memahaminya.

Daffa Nur Raihan

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow