Bantu Literasi Numerasi! 3 Permainan Tradisional Berbasih Matematika.

Matematika memiliki peran yang penting sebagai aspek pembentukan sikap. Masalah utama dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah.

Apr 7, 2023 - 12:42
Apr 6, 2023 - 07:23
 0
Bantu Literasi Numerasi! 3 Permainan Tradisional Berbasih Matematika.
Ilustrasi anak bermain permainan tradisional engklek/ sumber istimewa.

Dalam konteks pendidikan matematika, prestasi belajar yang dimaksud tidak hanya pada kemampuan pada kemampuan mengerti matematika sebagai pengetahuan (kognitif) melainkan juga pada aspek sikap dan keterampilan. Pengembangan itulah yang sekarang sering disebut sebagai literasi numerasi.

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa permainan memiliki banyak manfaat bagi anak. Permainan peninggalan nenek moyang atau sering disebut permainan tradisional dapat membuat anak menjadi lebih kreatif dan bekerjasama untuk menjadi pemenang. Permainan yang melibatkan dua orang atau lebih dapat menumbuhkan sikap sosial pada diri anak. Dialin itu memasukkan pembelajaran dalam permainan tradisional, bisa untuk sarana pelestarian budaya lokal.

Merujuk pada jurnal yang  Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat yang ditulia oleh Ningsih & Nurrahmah yang berjudul “Penerapan Permainan Tradisional Berbasis Matematika” yang menjadikan permainan tradisional sebagai sarana literasi numerasi yang menarik untuk anak. Disitu dijelaskan bahwa selain untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar matematika, manfaat permainan tradisional juga dapat mengembangkan kecerdasan intelektual, melatih kemampuan motorik , mengembangkan kecerdasan emosi serta meningkatkan kemampuan bersosialisasi.

Permainan tradisional yang dapat membantu anak dalam literasi numerasi di antaranya adalah permainan Congklak, Engklek dan Bekel. Permainan ini sangat populer di era anak 90an. Mungkin anak generasi abad 22 sudah awam dengan permainan-permainan ini. Atas dasar demikian permainan tradisional digunakan untuk metode belajar, yang membuat anak merasa penasaran dengan dan antusias serta memberikan pengalaman baru anak dalam belajar.

Berikut penjelasan lebih rinci mengenai metode, penerapan serta fungsi permainan tradisional untuk membantu literasi numerasi anak.

Congklak

Konsep Matematika dalam permainan congklak yaitu konsep penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Guru dapat mengajarkan kepada anak menghasilkan operasi hitung perkalian, dilakukan dengan menjumlahkan secara berulang suatu angka yang sama. Ada 7 lubang, dimana setiap lubang berisikan 7 biji. Masing-masing pemain memiliki 35 biji congklak yang didapatkan dari penjumlahan 5+ 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 35. Maka perkaliannya dituliskan 7 x 5 = 35.


Permainan congklak terdapat tujuh lubang lawan dan tujuh lubang kawan dengan setiap lubang terdiri dari tujuh buah biji batu. Semakin banyak batu yang dipilih maka akan semakin banyak lubang yang diisi, termasuk peluang lubang induk terisi lebih besar. Anak-anak bisa membedakan mana lubang yang lebih banyak dengan yang sedikit. Untuk bisa membedakan, pemain harus melihat secara kasat mata dan menghitung jumlah batu jika ada lubang yang terlihat sama banyaknya.


Pada proses berjalannya aktivitas belajar siswa, guru menggali beberapa konsep matematika melalui beberapa pertanyaan yang nantinya dapat terlihat bagaimana keterampilan siswa memahami operasi penjumlahan dan pengurangan. Selanjutnya guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan, seperti “awalnya berapa biji congklak yang kalian punya?”, “berapa banyak biji congklak yang ada dalam satu lubang?”, dan sebagainya.


Engklek

Engklek merupakan jenis permainan tradisional yang dapat melatih kemampuan anak untuk mengenal bentuk bangun datar. Kemampuan anak dapat diamati pada saat bermain, penguasaan konsep geometri yang diamati saat bermain adalah kemampuan anak dalam membedakan antara bentuk persegi, persegi panjang, dan setengah lingkaran serta mengestimasi lemparan dan lompatan yang dilakukan.


Permainan ini dapat dilakukan secara berkelompok dengan banyaknya pemain antara dua hingga sepuluh orang. Adapun tata cara permainan engklek yang pertama menggambar arena permainan. Siapkan pecahan genting yang digunakan untuk gancok, atau alat apapun yang mudah untuk dilemparkan. Selanjutnya dilakukan gambreng (jika lebih dari dua pemain) dan suit (jika dua pemain) untuk menentukan giliran. 


Permainan dimulain degan urutan Pemain pertama yang terlebih dahulu melempar gacok pada kotak nomor 1. Pemain pertama melewati kotak 1 dengan cara engkle (menggunakan salah satu kakinya) untuk menuju kotak nomor 2, 3, 4, dan seterusnya. Setelah sampai di kotak 7 dan 8, pemain berputar kembali menuju kotak 1 untuk menggambil gacok dan melompati kotak nomor 1 kembali pada posisi awal dan seterusnya.


Pada proses berjalannya aktivitas belajar siswa, guru menggali beberapa konsep matematika mempelajari konsep geometri dengan mendeskripsikan bentuk. Pendeskripsian dilakukan dengan menggambarkan arena bermain engklek yang tersusun dari bebepa bangun datar. serta anak belajar estimasi (perkiraan), dimana konsep estimasi ini dapat dilihat ketika siswa melemparkan gancoknya. Jika tepat di kotak (tidak keluar garis) maka anak tersebut dapat memperkirakan dengan baik posisi gancok yang tepat, dimana siswa dapat membedakan ukuran panjang, pendek, besar, kecil, dan luas.


Bekel

Pada permainan bekel, konsep pembagian terjadi ketika pemain akan mengambil kembali biji yang sudah tersebar di lantai. contoh pada pembagian, yaitu untuk mengambil sembilan biji bekel, dapat dibagi tiga biji bekel disetiap pengambilan. Dapat ditulis : 9  : 3 = (artinya terdapat sembilan biji bekel, diambil 3 biji pada setiap pengambilan tanpa pengembalian, sehingga didapatkan 3 kali pengambilan.


Pemain melempar bola bekel dan biji bekel secara bergantian pada satu kali lemparan dan kemudian menangkap kembali bola bekelnya setelah memantul di lantai. Saat melempar bola bekel, pemain mengambil satu persatu biji bekel dan segera menangkap bola bekel, seterusnya sampai semua biji bekel terambil kemudian dilemparkan kembali. Selanjutnya pemain mengambil dua biji bekel, tiga biji bekel, sampai seterusnya (maksimal 6). Pemain harus bergantian jika bola tidak memantul satu kali distiap pelemparan, biji terlempar, atau bola tidak dapat ditangkap kembali saat dilemparkan.


Pada permainan bekel, anak dapat mempelajari konsep bangun ruang sederhana, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian

Guru dapat mengambil keuntungan dari aktivitas permainan siswa sehingga memungkinkan siswa belajar dari yang dikenal ke yang tidak diketahui dan dari konkrit ke yang abstrak. Dengan menggunakan budaya lokal dan permainan, siswa akan termotivasi sehingga siswa melihat matematika sebagai kegiatan yang populer dan bersejarah. Selamat mencoba.

Galih N

Referensi:
Ningsih & Nurrahmah, 2018. Penerapan Permainan Tradisional Berbasis Matematika. Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat. (2) 2, 43-50.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Muh Galih Nirboyo Lulusan UIN Raden Mas Said Surakarta, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penggantung harapan dalam setiap huruf dan kata.