Tugasnya Kencang, Materinya Kok Ga Ada?
Memberikan tugas harus diiringi dengan pemberian materi. Karena sesungguhnya tugas ada untuk mengetahui apakah murid benar-benar paham materi. Kalau materinya saja tidak ada, bagaimana murid bisa menyeelsaikan tugas?
Memberikan tugas adalah hal yang pasti dilakukan guru selain menerangkan materi. Dengan tugas, guru bisa memberikan penilaian dan mengetes sejauh mana siswa memahami materi. Hanya saja, memberikan tugas harus diiringi juga dengan pemberian pelajaran dengan proporsi yang pas. Karena sekarang ini masih ditemui guru yang hobi sekali memberikan tugas tanpa menerangkan materi sehingga murid hanya akan mendapat kesulitan. Yang lebih parahnya lagi, ada guru yang bahkan jarang sekali masuk kelas lalu hanya memberikan tugas yang banyak tanpa instruksi yang jelas. Hal seperti ini haruslah dibenahi.
Tugas biasanya diberikan setelah penyampaian materi oleh guru. Biasanya tidak terlalu banyak dan tingkat kesulitannya beragam. Tetapi apapun bentuk dan kesulitan tugas yang diberikan, murid harus mendapatkan materi agar setidaknya mereka mengerti mengenai tugas apa yang akan mereka kerjakan. Memberikan tugas tanpa pemberian materi itu merupakan tindakan yang sia-sia dan mengurangi efektivitas pembelajaran. Alur belajar yang ideal adalah guru menerangkan materi, baru diberikan latihan atau pr, bukan yang sebaliknya. Memberikan tugas sebelum materi itu sama saja dengan memberikan buku keapda orang yang belum bisa membaca. Lagipula, apa gunanya murid diberi tugas berdasarkan pelajaran yang bahkan belum mereka pelajari?
Lebih lanjut, tugas yang seperti ini tidak bisa dijadikan rujukan untuk menilai kemampuan siswa dan menguji pemahaman mereka. Jika dikatakan untuk menilai kemampuan siswa, maka ini sangat aneh karena bagaimana caranya guru memberikan murid nilai jika murid sendiri belum pernah mempelajari hal itu. Jika diakatan untuk menguji pemahaman, maka ini juga tidak tepat karena menguji pemahaman berarti menguji seberapa paham murid dengan sebuah materi, nah agaimana bisa jika materinya saja belum sampai? Hendaknya poin-poin ini diperhatikan lagi oleh guru. Lantas, bagaimana waktu pemberian tugas yang tepat? Ya tentu saja setelah guru sudah menmberikna materi kepada murid.
Pemberian materi hendaknya dilakukan setelah keseluruhan materi dalam bab tertentu sudah selesai dipelajari oleh murid. Contohnya memberikan latihan setelah mempelajari bagian tanaman, lalu besoknya mempelajari bagian tubuh manusia, dan seterusnya. Kemudian scope atau lingkup tugasnya bisa diperluas (misal bab bagian tubuh makhluk hidup) selama materi tersebut memang sudah pernah dipelajari sebelumnya. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah intensitas pemberian tugas. Jangan terlalu jarang memberikan tugas dan jangan pula membebani siswa dengan tugas yang sangat banyak. Mulailah menakar jumlah soal sesuai dengan materi yang dipelajar, maksudnya jika materi tersebut memang tidak banyak maka janganlah membuat soal yang terlalu banyak. Tidak sebatas itu, hal lain yang terkait dengan ini adalah proporsi tugas dengan materi dimana satu bagian jangan terlalu dominan atas bagian yang lain. Kalau murid hanya menerima materi saja, maka tidak ada jaminan murid akan benar-benar paham. Kalau murid hanya sibuk nugas saja, maka murid hanya akan mendapat kesusahan. Maka, jangan sampai guru terlalu asyik memberikan tugas hingga suka bolos mengajar dan memberikan tugas sebagai pengganti dengan seenak jidat. Keberadaan tugas tidak akan mampu menggantikan posisi guru bagi murid dalam mencari ilmu karena tugas hanyalah pembuktian apakah murid benar-benar paham dengan ilmu yang mereka peroleh. Ingatlah kembali bahwa fungsi tugas adalah perangkat untuk memberikan penilaian dan sebagai penguji kemampuan siswa. Yang dalam hal ini tentu saja beriringan dengan materi. Tugas tanpa materi hanyalah pena tanpa isi.
What's Your Reaction?