Layani Literasi Masyarakat, Kabupaten Ini Raih Penghargaan Kihajar 2018
SahabatGuru Kabupaten Sleman berhasil mengembangkan diri menjadi daerah yang menerapkan smart education. Melalui dua perpustakaan desa yang ada di Sleman, pemerintah kabupaten mampu menerapkan TIK demi memajukan pendidikan di daerah tersebut. Perpustakaan di Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak dan Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik memiliki jaringan teknologi informasi sehingga bisa untuk melayani masyarakat. Siswa pun makin dimudahkan mencari informasi dan materi pembelajaran. Pasalnya, mereka tak kesulitan mendapatkan berbagai informasi. “Dengan tunjangan dari perpustakaan di desa mendorong siswa dan guru sama-sama aktif untuk mencari materi pembelajaran. Sleman sebagai ‘smartcity’ menerapkan ‘smart education’ di perpustakaan desa yang disambungkan dengan jaringan elektronik untuk melayani literasi masyarakat. Bahkan dua desa kami pernah menerima penghargaan terbaik di tingkat nasional,” ucap Bupati Sleman, Sri Purnomo. Pencapaian Sleman dalam layanan literasi masyarakat melalui teknologi informasi menjadikan kabupaten itu memperoleh penghargaan Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) 2018. Penghargaan itu dianugerahkan kepada kepala daerah yang memberikan perhatian lebih dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di dunia pendidikan. Bupati Sri Purnomo bersama tiga bupati lain, Badingah (Gunungkidul), Remigo Yolanda Berutu (Pakpak Barat) dan Apri Sujadi (Bintan) meraih Kihajar 2018. Tidak hanya bupati, penghargaan juga diberikan kepada gubernur dan walikota. Total ada 16 kepala daerah yang mendapat penghargaan yang diserahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi di Jakarta, Jumat (12/10/2018). Pimpinan provinsi yang menerima penghargaan, Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Soekarwo (Jawa Timur), Olly Dondokambey (Sulawesi Utara), I Made Mangku Pastika (Bali), dan Sahbirin Noor (Kalimantan Selatan). Di tingkat kotamadya yang meraih penghargaan, Oded Muhammad Danial (Walikota Bandung), Tri Rismaharini (Surabaya), Rizal Effendi (Balikpapan), Sutiaji (Malang), Marten A Taha (Gorontalo), Tjhai Chui Mie (Singkawang), dan Ramlan Nurmatias (Bukittinggi). Menurut Didik dunia pendidikan sudah sangat membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi. Terutama dengan kondisi negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. “Ini menjadikan TIK sebagai salah satu solusi terhadap proses pembelajaran yang bermutu. Kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan sulit dihindari. Kemendikbud memberikan apresiasi kepada daerah yang berupaya keras memajukan pendidikan dengan mendayagunakan TIK di wilayahnya,” kata Didik. Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kemendikbud Gogot Suharwoto menyatakan Anugerah Kihajar untuk gubernur, bupati/walikota diberikan sebagai penghargaan kepada pemerintah daerah yang berprestasi dalam pendayagunaan TIK untuk pendidikan, baik dalam pembelajaran maupun dalam kegiatan administrasi di sekolah dan lembaga pemerintah yang terkait dengan pendidikan. Proses penilaian dilakukan sejak Juni hingga Agustus 2018 oleh tim juri dari kalangan perguruan tinggi, pakar TIK, komunitas TIK dan kalangan internal Kemdikbud, yaitu Pustekkom. Setelah melalui proses penilaian oleh tim juri, ditetapkan nama penerima anugerah berdasarkan 4 kategori yaitu, Utama, Madya, Pertama, Khusus.
What's Your Reaction?