MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Apr 14, 2023 - 01:58
 0
MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Foto ilustrasi oleh vjapratama di Pexels

Museum menyimpan peradaban sebuah bangsa. Negara-negara yang sudah maju sistem pendidikannya, keberadaan museum benar-benar diperhatikan. Bagaimana dengan kita?. Jika mau jujur, museum belum mendapatkan perhatian secara serius. Museum-museum yang menjadi milik perorangan justru lebih baik keberadaannya, misalnya museum lukisan. Padahal, jika ingin melihat perkembangan sebuah bangsa sebuah museum tidak bisa dilepaskan. Museum menyimpan informasi sebuah bangsa.

Kunjungan karya wisata ke sebuah museum akan menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia luar (Syaiful Sagala, 2010). Kunjungan ke sebuah mseum sebagai upaya menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menarik serta dengan mudah tercapainya tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan menyenangkan bagi peserta didik (Martinis Yamin, 2007). Keberagaman sumber belajar akan membuat peserta didik berpikir secara divergen. Ini juga berarti menumbuhkan kemerdekaan berpikir peserta didik.

Pemberdayaan museum yang berada di masing-masing provinsi bahkan kabupaten/kota perlu dioptimalkan. Sekali waktu, sekolah perlu mengajak peserta didik mengunjungi museum. Kecintaan peserta didik akan budaya dan keberadaan bangsanya bisa digali di museum. Sekolah bisa menjadikan museum sebagai pengembangan sumber belajar. Hal ini akan berdampak positif bagi peserta didik. Pertama, peserta didik akan bisa mengenal perkembangan bangsanya. Kedua, peserta didik bisa melihat kebudayaan leluhurnya. Ketiga, kecintaan pada tanah airnya (nasionalisme) akan semakin meningkat. Keempat, nilai- nilai sosial budaya yang tersimpan bisa diberdayakan lagi. Kelima, peserta didik bisa mengembangkan pola pikirnya, pola sikapnya dalam menyikapi keberadaan bangsanya.

Museum tidak hanya untuk pembelajaran sejarah saja. Beragam pembelajaran bisa terintegrasi di dalamnya. Sejarah, matematika, bahasa, budaya, sosial politik, sistem pemerintahan, keyakinan, adat-istiadat dan juga pelajaran lainnya. Guru-guru bisa menyuruh peserta didik untuk membuat laporan kunjungan ke museum dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Peserta didik belajar menata pola pikirnya dengan bahasa yang sistematis. Dalam kegiatan kunjungan ke museum pastilah akan menyenangkan bagi peserta didik. “Merdeka Belajar” program Mas Menteri akan terjawab. Masing-masing peserta didik bisa mengungkapkannya dengan perasaan senang dan gembira. Peserta didik dapat rekreasi, tetapi di dalamnya ada kegiatan pembelajaran. Kungkungan tembok kelas bisa dibuka dengan mengunjungi museum. Kejenuhan dalam sebuah kungkungan kelas minimal bisa dikurangi. Suasana belajar yang lebih segar bisa dirasakan oleh peserta didik.

Peserta didik dapat mengembangkan pikiran- pikiran kritisnya mengenai sebuah benda yang ditemukan dalam sebuah museum. Katakanlah sarkopagus, peserta didik akan memikirkan betapa mulianya para pendahulunya dalam membangun sebuah kerja sama dan hubungan kekerabatan yang harmonis. Untuk membuat sebuah sarkopagus, perlu proses pemikiran yang mendalam, seperti ukuran, panjang lebarnya dalam sebuah batu. Untuk membuatnya perlu kerja keras dan semangat pengabdian pada sesama. Di samping itu, peserta didik akan memikirkan teknik mengangkutnya, pastilah semangat gotong royong (kolaborasi) tumbuh dalam masyarakat seperti itu. Secara perlahan, jiwa-jiwa individual peserta didik akan bisa dikurangi dan terbangun semangat bekerja sama, berkomunikasi dan juga semangat saling menghargai.

Sentuhan-sentuhan estetis yang ada dalam sebuah sarkopagus bisa meningkatkan rasa hatinya untuk menghargai sebuah karya. Menghormati dan menghargai sebuah hasil karya leluhur akan

menumbuhkan rasa kekagumannya dan terus berupaya menggali nilai-nilai yang tersirat di dalamnya. Hasil dari sebuah olah rasa tidak akan serta-merta dapat terlihat. Olah rasa ini akan berproses sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kejiwaan peserta didik. Olah rasa ini akan melahirkan ide-ide kreatif peserta didik. Misalnya, setelah kunjungan ke museum, peserta didik akan menuliskannya menjadi sebuah puisi, cerpen atau kisah-kisah perjalanannya. Kreativitas peserta didik tumbuh serta mendapatkan inspirasi dari kunjungannya dalam sebuah museum.

Diorama yang ada dalam sebuah museum akan menggugah olah pikir dan olah rasa peserta didik. Diorama itu penting bagi peserta didik sebagai sebuah catatan perjalanan bangsanya. Tantangan dan kemajuan bangsa bisa ditangkap melalui diorama yang ada dalam museum. Pikirannya akan membayangkan perjalanan sejarah leluhurnya sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya.

Belajar keberagaman kehidupan bisa diperoleh dari sebuah museum. Museum memberikan gambaran mengenai perkembangan sebuah bangsa. Guru-guru perlu memanfaatkan keberadaan museum sebagai salah satu alternatif pembelajaran. Pembelajaran budaya, sosial politik, tata kehidupan masyarakat bisa diperoleh dalam sebuah museum. Untuk menjadikan museum sebagai sumber belajar perlu dukungan semua komponen yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan serta perencanaan yang matang. Museum akan memiliki nilai lebih jika dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan. Nilai-nilai nasionalisme, gotong royong, kemandirian dan juga kreativitas serta seni juga bisa digali dari museum. Museum-museum yang ada di dalam sebuah kabupaten/kota maupun provinsi perlu diberdayakan oleh lembaga pendidikan. Museum sebagai salah sumber belajar dan kekayaan bangsa yang mesti dimanfaatkan demi kemajuan bangsa.

Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten

Pengawas di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali,

Pemenang Pertama Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju