Sinergi Pusat dan Daerah Perkuat Program Strategis Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045

JAKARTA, 25 Juli 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia bersama Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara (YPAN) sukses menyelenggarakan “Rapat Koordinasi Program Kerja Sama dalam Rangka Mendukung Penyelarasan Program Strategis Nasional Bidang Pendidikan di Daerah”. Acara yang berlangsung selama dua hari, 24–25 Juli 2025, di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta ini menjadi forum strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis dalam menjawab tantangan pendidikan terutama yang bersinggungan langsung dengan pemerintahan di level kabupaten.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh perwakilan dari 64 pemerintah kabupaten dari berbagai provinsi, jajaran pimpinan APKASI, serta pejabat tinggi Kemendikdasmen RI. Rangkaian acara meliputi pemaparan arah kebijakan nasional, diskusi panel tematik, serta prosesi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara APKASI dan YPAN bersama puluhan kabupaten. Ketua Harian APKASI, Dr. H.M. Dadang Supriatna, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengimplementasikan visi pendidikan berkualitas.
"Pendidikan adalah tanggung jawab kolektif. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi adalah kunci agar setiap anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” tegasnya.
Rapat ini membahas isu-isu krusial, mulai dari pemerataan distribusi guru, percepatan sertifikasi, hingga penguatan kurikulum berbasis teknologi, kecerdasan buatan (AI), dan koding. Tidak hanya itu, forum ini pula menjadi ajang penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara YPAN dan puluhan kabupaten sebagai langkah konkret memperluas akses pendidikan dan pelatihan guru juga menguatkan sinergi dalam program Beasiswa Indonesia Emas-Daerah.
Salah satu momen penting dalam Rakornas ini adalah penegasan komitmen kerja sama antara Kemendikdasmen, APKASI, dan YPAN. Melalui MoU yang ditandatangani bersama, ketiga pihak sepakat memperkuat program pelatihan guru berbasis teknologi digital, pengembangan AI dan koding dalam pembelajaran, serta memperluas akses Program Beasiswa Indonesia Emas Daerah (BIE-D).
Ketua Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara (YPAN), Siti Nurhayati, mengungkapkan capaian signifikan lembaga yang dipimpinnya: "Selama 10 tahun terakhir, kami telah bekerja sama dengan 275 kabupaten dan melatih lebih dari 250.000 guru. Pada 2024, kami memfasilitasi 714 penerima beasiswa S1 dan S2, baik di dalam maupun luar negeri. Ini bentuk nyata kontribusi kami bersama pemerintah kabupaten dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045." Dirinya juga menambahkan bahwa YPAN telah melaksanakan lebih dari 400 pelatihan dan webinar berskala nasional.
Sekretaris Jenderal APKASI, Joune J.E. Ganda, menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar seremoni, melainkan bukti komitmen nyata. "Kerja sama ini adalah bukti bahwa pemerintah pusat dan daerah serius memastikan pendidikan berkualitas merata hingga ke pelosok," ujarnya. Ia menambahkan bahwa APKASI siap menjadi jembatan antara kebijakan pusat dan kebutuhan riil daerah, menekankan bahwa pendidikan adalah urusan bersama dan tidak ada kabupaten yang boleh tertinggal.
Direktur Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Dr. Gogot Suharwoto, mengungkapkan data penting tentang kondisi pendidikan di Indonesia. Indonesia memiliki 52 juta siswa, 413.000 satuan pendidikan, dan 3 juta guru. Namun, masih terdapat 190.000 sekolah dalam kondisi rusak dan 1,5 juta ruang belajar yang memerlukan rehabilitasi dengan total kebutuhan anggaran mencapai Rp420 triliun. "Dari anggaran Rp724 triliun sektor pendidikan, hanya sekitar 4% yang langsung dikelola Ditjen kami. Maka kolaborasi pusat dan daerah mutlak diperlukan," tegas Gogot. Ia juga menyoroti Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terbaru yang mewajibkan pendidikan dasar gratis untuk semua anak, termasuk di sekolah swasta. Kebijakan ini menuntut pemerintah daerah untuk menyiapkan skema pembiayaan inklusif agar tidak ada anak yang tertinggal.
Forum juga menyoroti urgensi digitalisasi pendidikan dan peningkatan kompetensi guru. Prof. Dr. Nunuk Suryani, Dirjen GTK, memaparkan target sertifikasi 800.000 guru melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan beasiswa afirmasi bagi 233.000 guru yang belum bergelar S1. "Kami juga mendorong pelatihan coding dan AI untuk 50.900 sekolah agar pembelajaran relevan dengan kebutuhan masa depan," ujarnya. Dr. Eko Susanto, Sesditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, menjelaskan program revitalisasi sekolah dengan target 9.458 sekolah dan anggaran Rp13,5 triliun, serta digitalisasi melalui penyediaan laptop, smartboard, dan panel surya untuk sekolah tanpa listrik. "Transformasi ini harus melibatkan semua pihak agar merata sampai daerah 3T," katanya.
Rakornas Pendidikan 2025 menjadi tonggak penting dalam memperkuat sinergi pusat-daerah. Kolaborasi Kemendikdasmen, APKASI, dan YPAN menegaskan komitmen kolektif untuk menghadirkan pendidikan inklusif, adaptif, dan berdaya saing di era transformasi digital. Dengan capaian konkret seperti pelatihan 250.000 guru dan ratusan penerima beasiswa, forum ini diharapkan melahirkan langkah nyata menuju Indonesia Emas 2045.
What's Your Reaction?






