Antara literasi dan malasnya penduduk Indonesia membaca buku

Sudahlah malas membaca, menangkap maksud dari sebuah tulisan masih saja salah. Mungkin inilah kalimat yang menggambarkan kondisi literasi di Indonesia yang rendah. Membaca terutama buku menjadi kegiatan yang langka dan dianggap hanya bagi mereka yang pintar

Aug 12, 2023 - 03:53
Aug 9, 2023 - 04:06
 0
Antara literasi dan malasnya penduduk Indonesia membaca buku
Foto ilustrasi di Freepik

Pernahkah kalian melihat orang yang parkir di tempat yang sudah jelas terdapat rambu “dilarang parkir”? Jika sudah pernah maka itu merupakan hal yang wajar karena orang Indonesia itu malas membaca. Sudah menjadi rahasia umum bahwa minat membaca di Indonesia sangatlah rendah. Data dari UNESCO menunjukan bahwa minat membaca penduduk Indonesia hanya sebesar 0.001 atau dengan kata lain dari 1000 orang Indonesia, hanya satu orang saja yang minat membaca. Hal ini juga mengindikasikan bahwa literasi di Indonesia masih sangat minim. Padahal kemampuan literasi sendiri sejalan dengan kemajuan sebuah bangsa. Jadi tidaklah mengherankan negara kita masih tertinggal dari negara lain dalam banyak aspek seperti pendidikan ataupun teknologi.

Literasi menurut Oxford Language adalah kemampuan untuk membaca dan menulis. Sedangkan UNSECO Institute for Statistics (UIS) mendefinisikan literasi sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menginterpretasikan, membuat, berkomunikasi dan berhitung menggunakan material baik tertulis maupun di-print yang dihubungkan dengan konteks yang beragam. Lebih lanjut UIS juga menjelaskan bahwa literasi akan membawa kepada pembelajaran berkelanjutan agar seorang individu dapat menggapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka, dan berpartisipasi secara penuh di komunitas dan masyarakat secara luas. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa literasi erat kaitannya dengan buku. Namun sangat disayangkan tidak banyak masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca (terutama buku), termasuk para pelajar. Padahal membaca merupakan sarana untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan literasi. Tidak sebatas itu, membaca buku juga dapat menghidupkan imajinasi, menambah sudut pandang baru, hingga membantu pertumbuhan emosi dan mental (Marliah, 2022). Dengan manfaat yang sangat berguna seperti ini, tentu diharapkan membaca dapat menjadi sebuah budaya baru. Tetapi perlu diperhatikan bahwa kita juga hendaknya paham mengenai apa yang kita baca. Jangan sampai kita hanya membaca namun tidak mengerti apa yang sebenarnya kita baca. Hanya saja, masyarakat Indonesia lebih menyukai tontonan ataupun konten visual di media sosial. Sehingga membangun kesadaran pentingnya membaca buku menjadi sebuah tantangan tersendiri. Memang tidak ada salahnya jika suka menonton, hanya saja apakah yang kita tonton dapat memberi feedback yang baik bagi kita, atau hanya memberikan kesenangan sesaat saja?

 

Membaca buku merupakan gerbang literasi yang harus ditanam sejak dini. Jika tidak diasah sejak dini maka jakan sulit diuabh. Misalnya saja kalimat “penjara seumur hidup” yang memiliki arti pelaku akan dipenjara seumur hidupnya (menghabiskan sisa hidupnya dipenjara sampai mati). Akan tetapi masih ada saja orang Indonesia yang memahami kalimat tersebut dengan “penjara sesuai dengan umur hidup pelaku saat tertangkap (misalkan ditangkap saat umur 22 maka hukuman yang didapat adalah 22 tahun penjara)”. Bagaimana sebuah bangsa dapat maju jika penduduknya saja bahkan masih salah dalam memahami sebuah tulisan? Ini baru dalam hal sederhana, bagaimana dengan hal lain yang lebih besar?

Dengan menyadari pentingnya literasi sejak dini akan memudahkan refleksi dan introspeksi bagi kita semua. Pernahkah terpikir mengapa ada siswa yang lebih fasih berbahasa inggris? Mungkin saja itu karena dia sudah terbiasa membaca kalimat dalam bahasa inggris. Pernahkah kita melihat orang yang memiliki pengetahuan yang luas? Mungkin itu karena dia suka membaca banyak buku. Bagaimana cara mewujudkan Indonesia maju? Kita dapat mulai dengan menumbuhkan kesadaran literasi bagi generasi muda dan membiasakan belajar buku. Karena seperti yang kita ketahui buku adalah jendela dunia. Bagaimana kita dapat memahami dunia dengan baik jika kita masih saja kesulitan memahami sebuah tulisan?

 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Darma Putra Kusuma Wijaya Saya adalah mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Saat ini saya memiliki ketertarikan dalam isu pendidikan di Indonesia