Anak Bukanlah Robot Yang Bebas Diatur, Biarkan Mereka Memilih

Ada orang tua yang ingin anaknya menjadi seorang dokter, pengacara, atau profesi apapun yang dianggap sebagai pekerjaan yang mendatangkan "kesuksesan". Sayangnya, orang tua malah memaksakan kehendak mereka kepad anak yang bisa saja tidak ingin atau bahkan membenci pilihan dari orang tua mereka. Bagaimanapun juga, anak jugalah manusia yang mempunyai pilihannya sendiri

Sep 6, 2023 - 02:41
Aug 28, 2023 - 05:22
 0
Anak Bukanlah Robot Yang Bebas Diatur, Biarkan Mereka Memilih
ilustrasi oleh freepik

Sebagai orang tua, tentunya adalah hal wajar jika kita melakukan segala yang mungkin demi kebaikan anak-anak kita. Salah satunya adalah membimbing mereka dalam hal akademik, termasuk menentukan pilihan jurusan di sekolah ataupun perguruan tinggi. Namun, terkadang kita melihat bahwa beberapa orang tua terlalu ketat dalam mengatur hal ini. Bahkan, ada yang dengan tegas melarang anak-anaknya untuk memilih jurusan tertentu dan membatasi pilihan yang sebenarnya tidak sesuai dengan minat anak. Menahan keinginan anak tanpa memberikan mereka kesempatan untuk memilih dapat berdampak pada kesehatan mental mereka dan menimbulkan efek negatif yang mungkin berlanjut hingga dewasa.

 

Dalam situasi seperti pemilihan jurusan di tingkat sekolah menengah atas, sering kali orang tua terlalu mendikte agar anak memilih peminatan IPA dibandingkan IPS. Alasan di balik ini mungkin karena peminatan IPA memiliki lebih banyak pilihan jurusan ketika masuk perguruan tinggi, juga karena adanya stereotip bahwa siswa IPA dianggap lebih "cerdas" daripada yang memilih IPS. Padahal, penting bagi pemilihan jurusan berdasarkan minat dan kemampuan anak. Kita sering melihat kasus di mana seseorang merasa salah jurusan saat kuliah dan akhirnya beralih ke jurusan sosial humaniora. Lebih penting lagi, pilihan IPS tidak memiliki nilai yang lebih rendah seperti yang mungkin terkadang dianggap. IPS juga memiliki mata pelajaran menarik seperti ekonomi, sosiologi, dan sejarah. Selain itu, jika kita merenung lebih dalam, memilih peminatan IPA tidak akan relevan jika nantinya anak memutuskan untuk pindah ke jurusan sosial humaniora (IPS).

 

Jika orang tua terus memaksakan pilihan mereka atas alasan kebaikan anak, maka perlu diperhatikan. Apakah anak benar-benar cocok dengan pilihan yang diberikan oleh orang tua? Apakah diamnya mereka selama ini karena mereka merasa tidak punya pilihan dan harus menerima arahan orang tua? Jika ini masalahnya, apakah ini masih bisa disebut sebagai "kebaikan" yang diinginkan oleh orang tua, atau hanya untuk memuaskan keinginan ego mereka sendiri?

 

Bukan hanya memberikan tekanan psikologis pada anak, sikap yang terlalu mengendalikan juga dapat menghambat perkembangan kemandirian anak. Jika ini berlanjut hingga dewasa, anak mungkin akan kesulitan dalam membuat keputusan karena mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk memilih. Seperti burung yang dipelihara dalam sangkar, ketika dilepaskan mereka tidak tahu bagaimana cara bertahan di alam bebas.

 

Mari kita mulai dengan berbicara kepada anak-anak kita. Mari kita dengarkan apa yang mereka cita-citakan dan minati. Lebih baik jika komunikasi ini bersifat dua arah, tanpa dominasi dari satu pihak. Memberikan pilihan kepada anak adalah hal yang baik, tetapi ingatlah bahwa anak juga memiliki preferensinya sendiri yang harus dihargai. Mereka akan mampu membuat keputusan yang baik jika kita memberikan dukungan dan arahan yang tepat. Orang tua tentu boleh memberi masukan, tetapi jangan pernah memaksakan pilihan. Memaksakan anak yang tidak tertarik pada mata pelajaran biologi untuk menjadi seorang dokter adalah tindakan yang tidak produktif. Meremehkan anak yang ingin memilih peminatan selain IPA adalah kesalahan. Saya mohon kepada semua orang tua untuk bersikap bijak dalam mendekati hal ini, dan mendukung apa pun yang anak-anak kita inginkan selama itu membawa kebaikan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Darma Putra Kusuma Wijaya Saya adalah mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Saat ini saya memiliki ketertarikan dalam isu pendidikan di Indonesia