Apkasi Mitra Pertama Dikti di Indonesia, Sambut Program Kedaireka
Sebagai organisasi yang menjadi mitra Dikti pertama di Indonesia, Apkasi mendukung penuh kegiatan Kemitraan Pemerintah Daerah dan perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas SDM di tanah air melalui program Kedaireka.
Sahabatguru.com Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengadakan sosialisasi transformasi pendidikan tinggi melalui Matching Fund-Kedaireka pada Selasa (17/5) dan Rabu (18/5).
Sekretaris Jenderal Apkasi Adnan Purichta Ichsan mewakili Ketua Umum Apkasi Sutan Riska Tuanku Kerajaan, menegaskan komitmen Apkasi dalam kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara Apkasi dengan Dikti beberapa waktu lalu. Tampak hadir dalam kegiatan ini Plt. Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandari beserta para pengurus Apkasi dan para Bupati selaku Anggota Apkasi yang antuasias dengan program kemitraan ini. Turut hadir pula Dewan Pembina Apkasi Sokhiatulo Lauli dan Staf Ahli Apkasi Bidang Pendidikan Himmatul Hasanah.
Melalui platform Kedaireka Dikti diharapkan dapat menghubungkan dan memperkuat kolaborasi antara Perguruan Tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), termasuk diantaranya Pemerintah Daerah (Pemda) dalam upaya meningkatkan kemandirian bangsa dalam hal reka cipta dengan menghasilkan inovasi yang bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat, daerah, dan bangsa. Program ini dapat membuka kesempatan kolaborasi antara dunia usaha dan industri dengan 4000 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia, serta hampir 300.000 dosen.
Disampaikan terpisah, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, menuturkan bahwa Kedaireka lahir sebagai katalis kerja sama antara para pemimpin di daerah dan perguruan tinggi dengan mandat tridharma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Program ini dapat menjadi salah satu sarana penyelenggaraan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa sekaligus menjadi tempat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, ekonomi, dan sosial di setiap daerah.
Terdapat lima tema utama dari program Kedaireka, yaitu ekonomi digital, kemandirian kesehatan, ekonomi hijau, pemulihan ekonomi dan pariwisata, serta ekonomi biru. Melalui kelima tema tersebut, dapat diidentifikasi area yang dapat digunakan untuk kolaborasi dengan perguruan tinggi bersama dengan Apkasi.
Sekjen Apkasi menyampaikan ada satu dari banyak permasalahan yang terus menjadi pekerjaan rumah pemerintah yaitu pembangunan Sumber Daya Manusia secara merata.
“Seperti kita ketahui, kualitas sumber daya manusia sangat fundamental dalam menjaga masa depan bangsa dan pondasi kuat di tengah sengitnya persaingan regional dan global. Sekarang ini, kita terus menghadapi dunia yang sangat dinamis, penuh resiko dan sangat kompetitif. Perubahan besar sedang terjadi di dunia,” jelas Bupati Gowa tersebut.
Untuk menghadapi hal tersebut, Adnan menambahkan bahwa kita harus terus mengembangkan cara-cara dan nilai-nilai baru. Inovasi harus menggeliat di semua sendi kehidupan dan harus menjadi budaya kita bersama. Sinergi dari semua elemen bangsa untuk membangun negeri sangat diperlukan, salah satunya sinergi dengan perguruan tinggi yang memiliki banyak inovasi bagi daerah.
“Oleh sebab itu kami sangat menyambut baik kerja sama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan Apkasi sebagai upaya meningkatkan program-program yang ada di daerah agar lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. Kita harus terus bersama-sama mendorong inovasi cipta reka dalam meningkatkan kreativitas Perguruan Tinggi dan peningkatan pengabdian masyarakatnya dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dan dunia kerja,” tukasnya.
Plt. Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandari mengungkapkan, Program Kolaborasi Kedaireka akan memberikan dana padanan. Hal ini akan menjadi peluang besar bagi pemerintah yang bisa mengetahui tahun ini. Pihaknya mengharapkan peran serta Pemda dalam program Kedaireka dapat ditingkatkan bukan hanya satu wilayah intervensi tertentu, melainkan juga wilayah intervensi lainnya.
“Misalnya, jika Pemda mengajukan program pengentasan stunting yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, Pemda bisa mengajukan alokasi anggaran untuk mendapatkan dana padanan. Dengan adanya dana padanan, area bisa diperluas dan area intervensi bisa diperdalam. Kami menyediakan 56% dana matching dari Kemdikbudristek dan 44% dana kemitraan. Kolaborasi bukan hanya berfokus untuk pengentasan permasalahan, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas pemerintah daerah ke tingkat nasional dan internasional,” ungkapnya.
Pemasukan proposal untuk program pendanaan tahun 2023 akan dibuka pada tahun 2022. Sehingga diharapkan Apkasi dapat mempersiapkan program secara lebih matang. Selain itu, diharapkan pula kolaborasi antara Pemda dan Perguruan tinggi dapat ditingkatkan sehingga dapat terbangun pemerintah daerah yang berdaya guna dan kompetitif untuk menyelesaikan permasalahan secara lebih sistematis.
What's Your Reaction?