Kisah Dua Pengembara
Di depan dua pengembara berdirilah seekor beruang. Kedua pengembara itu sangat ketakutan. Mereka bingung harus melakukan apa.
Ketika mereka masuk hutan, mereka tak menemui binatang yang berbahaya. Hanya burung, monyet, tupai. Buaya, macan, singa tak mereka lihat.
Namun, secara tiba-tiba mereka mendengar suara derap langkah yang keras dan ternyata itu langkah beruang.
Saking takutnya, mereka yang semula kompak, kini salah satunya hanya memikirkan dirinya sendiri. Pengembara yang kebetulan berdiri di dekat pohon segera memanjat pohon.
Pengembara itu tidak memikirkan sahabatnya yang bisa menjadi sasaran beruang. Bahkan untuk menyuruh temannya memanjat pohon pun tak dilakukannya.
Pengembara itu khawatir kalau sahabatnya naik pohon yang sama, hanya akan mencelakakan mereka, terutama dirinya. Karena yang ada di pikirannya, beruang akan mengoyak pohon dan menjatuhkan mereka.
"Tolong aku, teman! Aku takut!"
Pengembara yang masih berada di depan beruang berteriak minta tolong.
"Tolong bagaimana? Kalau kamu memanjat pohon ini, kita bisa mati," seru pengembara di atas pohon.
Pengembara yang berada di bawah pohon semakin ketakutan. Dia tak menyangka kalau sahabatnya ternyata tak mempedulikannya.
Sementara beruang memandangi pengembara di depannya. Lalu mendekati si pengembara itu.
Tiba-tiba saja pengembara yang didekati beruang itu ingat kalau beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.
Karenanya, pengembara itu menjatuhkan dirinya di tanah. Dia berbaring dan tidak bergerak. Seolah-olah telah meninggal.
Beruang itu mendekati tubuh pengembara yang menjatuhkan diri dan terdiam di tanah. Diendusnya kepala dan tubuh pengembara itu.
Melihat pengembara itu tak bergerak, akhirnya beruang itu meninggalkannya.
**
"Kamu beruntung sekali, beruang itu tidak menggigitmu," ucap pengembara yang tadi naik pohon.
"Iya Alhamdulillah. Allah menolongku, teman."
Mereka segera melanjutkan perjalanan ke hutan. Namun, di tengah perjalanan, mereka kelaparan. Bekal yang mereka bawa sudah habis.
Mereka melihat di sekeliling tempat mereka berdiri. Tak ada buah yang bisa diambil untuk dimakan.
Pengembara yang tadi berhadapan dengan beruang, berjalan beberapa saat. Dilihatnya ada buah pisang. Dari satu tandan pisang, yang masak ada dua buah.
Diambilnya dua pisang masak itu. Dia sangat bersyukur.
"Alhamdulillah. Pisang ini bisa sedikit mengenyangkan perut."
Pengembara itu tersenyum. Lalu sahabatnya menyusul pengembara itu.
"Hei...kamu mendapat pisang!"
"Iya, Alhamdulillah, teman. Kamu mau?"
Pengembara itu menawarkan satu pisang untuk sahabatnya. Dengan ragu-ragu dan malu, sahabatnya menerima pisang matang itu.
"Terimakasih ya, teman. Maafkan aku tadi, tak menolongmu pas ada beruang tadi."
"Tak apa-apa, teman!"
***
Terinspirasi dari kisah Dua Pengembara dan Seekor Beruang dengan sedikit perubahan alur cerita.
Fabel telah tayang di Kompasiana.
Zahrotul Mujahidah
What's Your Reaction?