Mendidik anak melalui bersih-bersih
Beberapa orang malas melakukan bersih-bersih, padahal ada nilai yang didapat jika dilakukan. Nilai positif tersbeut dapat diajarkan sejak dini kepada anak-anak sehingga mereka akan terbiasa hingg dewasa
Siapa bilang mendidik anak hanya dapat dilakukan diruang kelas? Nyatanya, hampir semua perbuatan sehari-hari yang kita lakukan dapat menjadi sarana pembelajaran termasuk bersih-bersih. Kegiatan yang terkadang disepelekan orang ini dapat mengajarkan anak berbagai sikap positif dalam hidup. Maka dengan itu hendaknya orang tua dapat menumbuhkan kesadaran kepada anak betapa bagusnya manfaat bersih-bersih.
Saat bersih-bersih, umumnya kita berpikir bahwa kegiatan ini hanya sebatas kegiatan biasa untuk membersihkan atau merapikan lingkungan di sekitar kita (misal kamar, ruang kelas, dsb.). Tanpa menyadari ada nilai positif yang dapat dikembangkan melalui kegiatan itu. Ironisnya, beberapa orang cukup malas untuk bersih-bersih. Bahkan ada orang yang nyaris tidak pernah bersih-bersih dan membiarkan lingkungannya kotor dan tak terawat. Salah satu alasan ada orang yang malas untuk bersih-bersih adalah tidak terbiasa sejak kecil. Maka dari itulah, sekarang merupakan waktu yang tepat untuk membiasakan kegiatan bersih-bersih kepada anak ataupun murid di sekolah.
Saat bersih-bersih, ada beberapa hal yang dapat didapat, diantaranya:
- Melatih kemampuan planning atau perencanaan, saat anak bersih-bersih dimanapun tempatnya, pasti membutuhkan perencanaan yang matang mulai dari awal hingga akhir (menentukan peralatan yang akan digunakan, mencari tahu apakah ada barang yang dirubah posisinya selama pembersihan, apakah barang ini dapat ditukar posisinya selama bersih-bersih, dan sebagainya). Hal ini akan merangsang otak mereka untuk memikirkan beberapa langkah ke depan.
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab, jika anak sudah mau membersihkan lingkungan disekitarnya. Berarti dia sudah bertanggung jawab atas kondisi yang ada disekitar dirinya. Untuk hal ini guru dapat mendidik anak dengan pemahaman bahwa “Ruang kelas yang digunakan oleh murid setiap hari akan menimbulkan kekotoran, dengan demikian sudah menjadi tanggung jawab mereka untuk membersihkan ruang kelas”. Pendekatan yang mirip seperti ini juga dapat diterapkan oleh orang tua kepada anaknya di rumah. Jangan sampai mereka malah menunggu orang tuanya yang membersihkan kamarnya. Membiarkan ruang kelas kotor atau kamar yang berantakan akan melatih mentalitas buruk yaitu hanya bisa menunggu bantuan dari orang lain tanpa usaha dari diri sendiri
- Mengajarkan kepedulian, Dengan bersih-bersih, anak akan mulai peduli terhadap apa yang ada disekitarnya dan menumbuhkan rasa berempati. Dengan demikian anak tidak hanya berfokus kepada dirinya sendiri, namun juga hal eksternal seperti lingkungan
- Melatih badan untuk bergerak, selain memberikan penlatihan karakter, bersih-bersih juga akan membuat fisik anak senantiasa aktif bergerak walaupun aktivitasnya sederhana seperti mengepel, menyapu, atau sekedar mengangkat meja dan kursi. Jika badana nak sudah terbiasa aktif maka hal ini juga akan mendorong kemampuan motoriknya/
Akan tetapi, nilai ini tidak bisa langsung didapat begitu saja oleh anak karena tidak semua dari mereka terbiasa melakukannya. Bagi yang belum pernah bahkan akan memandangnya sebagai sebuah beban. Dalam hal ini dapat diawali dengan membiarkan anak mengamati orang tua bersih-bersih di rumah, selanjutnya orang tua bisa mengajarkan terlebih dahulu dari hal yang mudah seperti merapikan buku pada tempatnya. Selama masih belum terbiasa maka orang tua boleh membantu jika sang anak menemui kesulitan. Jika dirasa sudah dapat dilepas tanpa bantuan, orang tua dapat mulai memberikan mereka pekerjaan rumah secara rutin seperti menyapu, mengepel, mencuci kendaraan di garasi, merapikan gudang, dan lain-lain. Saat mendidik jangan gunakan paksaan namun berikan kepada mereka motivasi agar selalu bersemangat. Lambat laun, mereka akan terbiasa hidup bersih dan rapi dimasa depan
What's Your Reaction?