Wisata Edukasi, Bercakap Bahasa Inggris Saat Berwisata di Nusa Tenggara Timur

Jun 21, 2021 - 06:27
Oct 1, 2021 - 11:08
 0


SahabatGuru - Labuan Bajo, kini, menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia. Kawasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini kian dikenal sebagai tempat wisata yang dikunjungi wisatawan lokal maupun manca.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berharap Labuan Bajo yang merupakan prioritas wisata premium bisa kian berkembang. Dengan demikian, wisata NTT tidak hanya Pulau Komodo atau Lembata dengan perburuan ikan paus.

Hanya faktor bahasa menjadi kendala. Gubernur pun menyadari kelemahan dalam bahasa Inggris bisa menghambat pertumbuhan wisata seperti di Labuan Bajo. Menurut dia penguasaan vocabulary (perbendaharaan kata) dan grammar (tata bahasa) yang perlu dibenahi atau ditingkatkan.

Ini bisa didesain para pelajar akan belajar bahasa Inggris di desa yang menjadi camp

"Kemampuan berbahasa Inggris harus ditingkatkan. Problem kami menyangkut lemahnya vocabulary dan grammar," ujar Gubernur saat menerima audiensi dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara (YPAN) beberapa waktu lalu.

Gubernur menyambut gembira dengan adanya program Professional English Training dari Apkasi. Program pelatihan itu membantu siapa pun untuk menguasai bahasa Inggris secara cepat dan mudah. Penguasaan ini yang menjadi kebutuhan daerah-daerah untuk mengembangkan wisatanya.

Provinsi NTT sendiri harus cepat berbenah karena adanya kawasan yang menjadi wisata premium. Program tersebut bisa didesain sehingga membantu masyarakat meningkatkan kemampuan bercakap dalam bahasa Inggris.

"Program ini bisa punya hasil karena dengan adanya desain program ini dapat berguna bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur," kata Laiskodat.

Gubernur pun tertarik mendesain English Camp untuk diselenggarakan di NTT. Perkemahan yang dalam keseharian harus berbahasa Inggris ini bisa dilaksanakan di 22 desa model di NTT. Saat ini ada 22 desa model dan di setiap kabupaten terdapat desa model.

Ini bisa menjadi wisata edukasi karena para pelajar bisa belajar bahasa Inggris saat berwisata. Atau berwisata sambil belajar bahasa Inggris di desa-desa di NTT. Wisata edukasi juga sejalan dengan Kurikulum 2013.

"Ini bisa didesain para pelajar akan belajar bahasa Inggris di desa yang menjadi camp," ujarnya.

Dalam wisata edukasi, wisatawan bisa mengunjungi desa. Dan, desa itu bisa berbicara tentang berbagai kekayaan alam dan budaya dalam bahasa Inggris.

"Jadi jika ingin belajar bahasa Inggris, mereka dapat belajar langsung di desa tersebut," kata gubernur.*

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju