Ini Tips Mas Menteri Buat Guru
MAS Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim berharap para guru tetap semangat mengajar murid-murid. Dia memberikan 7 tips mengajar bagi para guru di masa pandemi Covid-19.
Ini dia tips-tips itu:
1. Jangan Stres.
Saat ini adalah masa adaptasi, penuh dengan perubahan dan kebingungan. Jadikan masa pandemi sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Misalnya, dari yang sebelumnya kurang memahami penggunaan teknologi, saat ini harus belajar menggunakan gawai (gadget). Belajarlah semampunya, jangan stres karena sambil belajar sambil dicarikan formula yang paling sederhana dan dapat diikuti para guru dan murid.
2. Bagi Kelas Menjadi Kelompok yang Lebih Kecil.
Kondisi ini bagi banyak guru merupakan hal baru, tetapi jangan takut mencoba. Cobalah membagi murid-murid di satu kelas menjadi kelompok yang lebih kecil. Ini kesempatan bagi murid dan guru untuk berkreatifitas. Memang banyak guru yang memilih untuk cara aman saja, memberikan tugas secara tertulis dan dikumpulkan, kemudian dikoreksi. Namun, mungkin ada cara lain yang lebih efektif karena tidak semua murid memiliki kemampuan, kompetensi dan daya tangkap, serta minat di bidang yang sama. Cobalah membagi kelompok belajar berdasarkan kompetensi yang sama. Contohnya, jika dalam satu hari ada lima jam mengajar, mengapa seluruh kelas harus belajar video konferensi? Mengapa lima jam belajar itu tidak dibagi, satu kelompok satu jam, misalnya? Murid dibiarkan memilih kelompok belajar mereka berdasarkan topik yang paling menarik.
3. Mencoba Project Base Learning.
Belajar dari rumah bukan berarti belajar sendiri. Jika kelas sudah dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil, para pengajar bisa memberikan group project assigment. Dengan cara ini, murid belajar untuk bertanggung jawab ke grup yang lebih besar. Jadi mereka akan terpacu untuk bekerja sama. Kegiatan ini juga akan melatih kemampuan mendorong sesama dan secara otomatis membentuk asas gotong-royong. Membagi kelompok kecil ini bisa menghasilkan pembelajaran berbasis proyek yang luar biasa. Ini memang tidak mudah, pasti banyak tantangan, tetapi pasti bisa jika dilakukan dengan serius. Harus dicoba. Jangan remehkan kemampuan murid karena jika diberikan tanggung jawab dan tantangan pasti mereka bisa.
4. Alokasikan Lebih Banyak Waktu Buat Siswa yang Tertinggal.
Setiap anak berbeda kemampuannya. Guru perlu memberikan lebih banyak fokus kepada murid-murid yang tertinggal pelajaran, sehingga mereka lebih percaya diri ketika harus bergabung lagi ke kelas besar nantinya jika proses belajar mengajar sudah kembali normal. Ini bisa dilakukan juga dengan melibatkan orang tua untuk lebih memahami dan membantu anak-anak menghadapi masalah ketinggalan pelajaran. Ketinggalan pelajaran bisa terjadi karena proses belajar jarak jauh membuat mereka terganggu karena jaringan tidak ada, gadget tidak memadai atau gangguan lain selama belajar di rumah. Bisa juga terjadi karena memang anak lambat dalam menangkap pelajaran. Ada anak yang butuh bantuan dari orang tua lebih banyak, ada yang sedikit atau lebih independen.
5. Fokus Pada yang Terpenting.
Jika guru mengajar semua silabus, maka pasti tidak optimal dengan kondisi saat ini. Jadi, tidak perlu memberikan durasi belajar yang sama untuk semua mata pelajaran. Guru harus bisa menentukan mana yang paling penting. Jadi, guru bisa memilih mata pelajaran mana yang butuh durasi lebih banyak. Misalnya, konsep-konsep pelajaran dasar dalam ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahuan sosial perlu diperkuat. Tidak perlu mengejar semua topik. Jadikan, masa pandemi sebagai waktu untuk menguatkan konsep-konsep fundamental yang mendasari kemampuan murid-murid untuk bisa sukses di mata pelajaran apapun. Contohnya, literasi, numerasi dan pendidikan karakter.
6. Sering Nyontek Antar-Guru.
Nyontek antar-murid tidak boleh alias dilarang keras. Namun, kalau untuk guru bisa menyontek satu sama lain karena banyak sekali guru yang telah melakukan inovasi dengan metode belajar daring. Sama seperti murid, guru juga ada yang lebih cepat dan ada yang lambat menyesuaikan diri dengan kondisi yang terjadi saat ini. Jadi, bagi yang tergolong lambat mengikuti, jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan kepada guru lain. Jangan ragu meminta contoh kepada guru lain. Misalnya, minta izin untuk ikut observasi di kelas guru yang sudah memiliki metode sendiri. Jadi, para guru bisa nimbrung ke dalam virtual class guru yang sudah lebih canggih. Ini akan meningkatkan semangat guru karena melihat hal yang berbeda.
7. Mengajar Itu Tidak Mudah.
Mengajar memang tidak gampang, tetapi siapa bilang harus membosankan. Walaupun saat ini sedang krisis, tetap harus berusaha melakukan inovasi. Inilah saatnya bagi para guru dan orang tua untuk mendengarkan insting. Bukan hanya mengikuti proses seadanya. Ini adalah saatnya guru dan orang tua melakukan inovasi dengan melakukan banyak kreasi, banyak tanya dan banyak karya.
Sebagai pendidik, guru harus belajar memperhatikan kesehatan mentalnya sendiri. Lakukan hal-hal yang mengurangi stres dan membuat mental tetap seimbang. Selama masa isolasi sosial, buatlah kebiasaan sehat yang menciptakan kegembiraan di luar pekerjaan. Berkomitmen untuk melakukan apa yang membuat Anda bahagia. Nikmati cinta diri tanpa rasa bersalah. Tetap membaca buku, berhubungan dengan keluarga dan teman, dan tetap berkomitmen pada tujuan pribadi. Temukan kegembiraan dalam kegiatan artistik, aktivitas sederhana seperti berkebun, menanam sayur, merawat kucing atau memelihara ikan.
JOTZ
What's Your Reaction?