Jadi Perdebatan, Zonasi Tetap Akan Diberlakukan
SahabatGuru Sistem zonasi yang diterapkan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sempat menimbulkan perdebatan. Dengan sistem tersebut, siswa yang memiliki nilai bagus dan memenuhi syarat masuk sekolah favorit tetapi tidak bisa diterima. Dia terbentur dengan radius jarak kediamannya dengan sekolah favorit. Dan sistem itu menjadikan dia harus bersekolah di dekat rumah. Sebaliknya, siswa yang memiliki NEM (Nilai Ebtanas Murni) yang kurang bagus justru bisa masuk sekolah favorit. Ini bisa terjadi karena kebetulan kediamannya bersebelahan dengan sekolah. Dia bisa diterima karena berdomisili pada radius terdekat dengan sekolah tersebut. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan masih ada yang belum memahami zonasi. Padahal sistem itu dilaksanakan untuk pemerataan sekolah. Selain itu para guru akan dirotasi sehingga tidak menumpuk di satu sekolah favorit. “Masih banyak yang belum memahami zonasi. Orang tua masih berburu sekolah favorit. Padahal tidak ada sekolah favorit. Tak hanya itu. Guru juga akan dirotasi. Jadi akan ada pemerataan,” ujar Mendikbud di Jakarta, beberapa waktu lalu. Zonasi diberlakukan agar ada pemerataan siswa dan sekolah. Dengan demikian bakal lebih banyak lagi sekolah yang bisa dikatakan sebagai favorit. “Sistem zonasi tidak hanya diterapkan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Zonasi adalah suatu kebijakan untuk mempercepat pelaksanaan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh Tanah Air,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sesjen Kemendikbud) Didik Suhardi. Menurut dia zonasi tidak hanya untuk PPDB, tetapi untuk keseluruhan program. Sistem itu bertujuan mewujudkan percepatan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia, dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, maupun pendidikan masyarakat. Zonasi ditetapkan bersama-sama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bukan hanya oleh pemerintah pusat. “Dengan zonasi itu, kami berharap sekolah favorit itu ada di setiap zonasi. Di semua zonasi harapannya adalah sekolah favorit. Tentu kita akan mempercepat di setiap zona ini ada sekolah yang berkualitas. Jadi sekolah berkualitas itu ada di mana-mana,” tutur Didik. Didik menambahkan, Kemendikbud harus menciptakan lebih banyak lagi sekolah favorit dengan menerapkan program intervensi dalam peningkatan pendidikan. “Intervensi bisa dalam bentuk program peningkatan kualitas guru, peningkatan sarana prasarana, perbaikan proses belajar mengajar, perbaikan kegiatan kesiswaan, dan lain-lain,” ujarnya.
What's Your Reaction?