Kemendikbudristek Luncurkan Kurikulum Merdeka. Apa kelebihanya?

SahabatGuru - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makariem mengatakan kurangnya tingkat literasi dan numerasi di Indonesia berdasarkan riset PISA dan diperparah learning loss karena pandemi Covid-19 yang melatarbelakangi adanya Kurikulum Merdeka.

Nadiem menyebutkan di masa pandemi rata-rata sekolah mengalami learning loss selama 5-6 bulan. untuk mengejar ketertinggalan ini, maka dibentuk Kurikulum Prototipe, yang kemudia diluncurkan sebagai Kurikulum Merdeka.

“Kurikulum Merdeka ini sudah kita tes di 2500 sekolah penggerak. Namanya dulu kurikulum Prototipe, sekarang karena kita luncurkan pada sekolah-sekolah lain, namanya sekarang kurikulum Merdeka,” terang Nadiem Makarim (Jumat, 11/01/22).

Namun Nadiem memberikan kebebasan kepada sekolah-sekolah untuk 2 tahun kedepan yaitu 2022-2023 dalam menerapkan kurikulum. Ada 3 opsi kurukulum yaitu, Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka.

Bagi sekolah yang belum siap menerapkan kurikulum merdeka, dipersilahkan tetap menggunakan Kurikulum K-13.

Bagi sekolah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka, tetapi belum siap secara penuh, boleh memengguna kurikulum Darurat. Notabenya adalah kurikulum 2013 yang disederhanakan materinya.

Sedangkan sekolah yang sudah siap secara penuh, pilihan ke 3 terbuka yaitu kurikulum Merdeka.

“Saya di sini dengan senang hati mengumumkan bahwa dengan merdeka belajar semua itu tidak ada pemaksaan dalam dua tahun ke depan tidak ada pemaksaan karena tujuan kita adalah recovery dari learning loss pandemi,” kata Mas Menteri.

Kurikulum Merdeka ini menawarkan beberapa hal yang cocok untuk pembelajaran di masa pandemi. Pertama, jam pelajaran lebih fleksibel. Guru dan sekolah bisa menentukan jam pembelajaran perminggunya, karena jam pembelajaran ditargetkan terpenuhi dalam setahun.

Kedua, fokus terhadap materi esensial, capaian pembelajaran diatur per fase, bukan pertahun.

Ketiga, keluasaan penggunaan perangkat ajar sesuai kebutuhan.

Keempat, adanya dukungan aplikasi pembelajaran berbasis digital.

Ada 3 keunggulan dari kurikulum Merdeka ini.
Pertama, lebih sederhana dan mendalam. bukan kelebaran materi yang menjadi fokus pembelajaran, tetapi kedalaman memahami materi.

Kedua, peserta didik, guru, dan sekolah lebih merdeka. Pada tingkat SMA peserta didik memilih sendiri mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru mengajar sesuai tahap perkembangan peserta didik. Serta sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai kebutuhan karakteristiknya.

Ketiga, relevan dan interaktif. Pembelajaran melaluai kegiatan projek yang membuat peserta didik secara aktif mengekplorasi isu-isu aktual.

Dalam menyukseskan implementasi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek memberikan fasilitas berupa perangkat ajar (yaitu buku teks dan bahan ajar pendukung), pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. Serta jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru.

“Perubahan struktur mata pelajaran tidak akan merugikan guru, bagi guru-guru yang khawatir dengan perubahan ini karena lebih fleksibel jam waktunya. Kami jamin tidak akan merugikan guru tidak akan mengurangi jam mengajar dan tunjangan guru,”tegas Nadiem.

Galih N