Pendidikan Indonesia Tertinggal 128 Tahun
SahabatGuru - Pendidikan Indonesia sudah tertinggal lebih dari 128 tahun. Dalam survei kualitas pendidikan yang dikeluarkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada di posisi ke-72 dari 77 negara. Survei PISA merupakan rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia, yang menilai kemampuan membaca, matematika dan sains. Hasil penelitian PISA menyebutkan bahwa Indonesia mendapatkan angka 371 untuk kategori membaca, 379 untuk matematika dan 396 untuk ilmu pengetahuan (sains).
Kenapa kualitas pendidikan Indonesia begitu tertinggal?
Menurut pengamat pendidikan Budi Trikorayanto, setidaknya ada tiga masalah yang masih membelenggu pendidikan Indonesia. Permasalahan tersebut antara lain:
1. Kualitas pengajar
Kesejahteraan guru mengakibatkan kepada kompetensi pengajar itu sendiri.Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dijadikan potret kompetensi guru di Indonesia belum mencapai target nilai rata-rata pemerintah.
"Rata-rata UKG nasional 53,02, sedangkan pemerintah menargetkan rata-rata nilai di angka 55. Selain itu, rerata nilai profesional 54,77, sedangkan nilai rata-rata kompetensi pendagogik 48,94," ujarnya di Kemdikbud, Rabu (30/12/2015) silam.
2. Sistem pendidikan
Sistem Indonesia masih bersifat feodalistik dan kurang menghargai kebebasan berpikir. Sejak dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim memang hadir dengan usulan-usulan baru untuk memajukan pendidikan Indonesia, seperti menciptakan pendidikan berbasis kompetensi dan karakter. Usulannya kini tengah dalam tahap pengkajian di Kemendikbud.
3. Infrastruktur kurang memadai
Dalam hasil kajian Public Expenditure Review for Better Result, data administrasi Kemendikbud mengkonfirmasi hanya 25% ruang kelas di pendidikan dasar dan 40% ruang kelas SMA yang berada dalam kondisi baik. Hanya 21% sekolah pendidikan dasar yang terakreditasi dengan tingkat A dan sekolah yang dihadiri oleh siswa kurang mampu memiliki proporsi lebih rendah untuk ruang kelas berkondisi baik maupun yang mendapat akreditasi A.
Di era digital seperti sekarang, banyak start-up yang menyediakan layanan belajar dan pelatihan secara online untuk meningkatkan skill sumber daya manusia di Indonesia. Meskipun, masih tertinggal sangat jauh dengan negara lain, tetapi dengan mengikuti bimbingan belajar dan pelatihan online dapat meningkatkan kualitas diri kita menjadi lebih aktif untuk mengikuti perkembangan zaman dan tidak tertinggal informasi yang penting.
Di masa pandemi seperti sekarang, para pelajar dituntut belajar mandiri. Yaitu, mencari informasi lebih dalam terhadap materi yang diberikan guru maupun dosen. Mencari informasi sendiri dapat melatih cara berpikir lebih kritis dari para pelajar agar membuat sudut pandang baru terhadap dunia.
Dengan meningkatnya kualitas diri, dalam beberapa tahun ke depan tidak ada alasan lagi bagi Indonesia untuk menyalahkan tenaga pengajar yang buruk. Karena banyak platform yang membantu dan mempermudah kita untuk menambah ilmu, mencari tahu karakter diri sendiri, dan minat bakat dalam diri kita sendiri. Dengan mengetahui jati diri sendiri akan mempermudah mencari jurusan yang tepat, mendapatkan passion yang disukai, mendapatkan pekerjaan impian, dan lain-lain.
FAIRUZ ZAHIRA
What's Your Reaction?






