Penguatan Pendidikan Nonformal dan Informal untuk Tuntaskan Buta Aksara

Pemerintah Indonesia menargetkan tuntas buta aksara pada 2030 melalui pendidikan nonformal dan informal (PNFI).

Sep 30, 2025 - 22:20
 0
Penguatan Pendidikan Nonformal dan Informal untuk Tuntaskan Buta Aksara

SahabatGuru, Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan tuntas buta aksara pada 2030. Dengan sistem pendidikan yang mudah diakses dan fleksibel sesuai kebutuhan individu, pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pun semakin berperan penting untuk mengurangi angka buta aksara pada masyarakat, salah satunya melalui pendidikan keaksaraan.

Salah satu praktik baik dalam penuntasan buta aksara terjadi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, menekankan program penurunan buta aksara melalui jenjang pendidikan nonformal dan informal selain jalur pendidikan formal.

Strategi tersebut dilakukan mengingat geografis Yahukimo yang sulit dijangkau serta minimnya sarana pendidikan.

“Kami terus berkomitmen untuk menekan buta aksara ini. Kami terus melakukan intervensi terhadap masyarakat," kata Bupati Didimus saat acara Gebyar PNFI dan Perayaan Hari Aksara Internasional (HAI) 2025 di Jakarta, Jumat, 26 September 2025. 

"Setidaknya masyarakat usia 15-50 tahun di Yahukimo tidak ada yang tidak bisa baca dan berhitung,” ujar Didimus .

Melalui program Yahukimo Cerdas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo, lanjut Bupati Didimus, menggandeng dan berkolaborasi dengan sejumlah pihak. Di antaranya LSM, PKK, hingga tokoh-tokoh agama untuk membantu menekan angka buta aksara di kabupaten tersebut.

“Kami bekerja sama dengan beberapa yayasan, seperti Yayasan Serafim untuk kontrak guru dari Indonesia Cerdas. Kemudian, kami bekerja sama dengan kecamatan-kecamatan untuk memberantas buta huruf,” kata Bupati  menambahkan.

Program literasi juga terus digencarkan dengan membangun pojok-pojok baca di 26 desa/kelurahan yang ada, termasuk membangun perpustakaan daerah.

Langkah tersebut juga dirasa turut berdampakdalam menurunkan angka buta aksara di Yahukimo dari sekitar 5.000 orang pada 2020 menjadi sekitar 2.000 orang para 2024.

Selain itu, Pemkab Yahukimo akan memprogramkan pendidikan kesetaraan untuk memperoleh ijazah Paket A,B, dan C. Langkah ini sekaligus untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Yahukimo.

“Cita-cita mendasar kami adalah bagaimana orang Yahukimo sehat, cerdas, dalam artian tahu baca dan tahu hitung agar mereka dapat percaya diri, kreatif, dan menjadi mandiri,” ujar Didimus.

Ketua Umum DPP Forum Komunikasi PKBM Indonesia, Tuppu Bulu Alam, mengatakan program-program pendidikan nonformal dan informal dirancang secara fleksibel untuk memenuhi tantangan yang dihadapi peserta didik, seperti membantu masyarakat yang belum pernah mendapatkan pendidikan formal untuk mengatasi buta aksara.

“Dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal dan informal juga berbasis komunitas dengan program pendidikan keaksaraan yang juga dapat disesuaikan dengan minat peserta, sehingga mereka lebih termotivasi," ujar Tuppu Bulu. 

"Termasuk pelibatan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama seperti ustad, dai. Dengan demikian penuntasan buta aksara menjadi lebih signifikan,” kata dia.(*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow