Revolusi Industri 4.0 dan Dunia Pendidikan
Orang menamai zaman kita hidup sekarang dengan bermacam sebutan, di antaranya era global
atau globalisasi, era milenial, zaman digital, era disrupsi, atau era 4.0. Dan yang paling seru tentu saja “zaman now”, yang lebih berbau bahasa gaul ketimbang ‘bahasa pengetahuan” Di antara berbagai istilah itu yang agaknya kurang populer dibandingkan dengan lainnya adalah “4.0 (baca: four point o). Namun begitu, istilah-sitilah itu berkaitan satu dengan lainnya.
Era 4.0 atau era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia ke-4 adalah masa yang menempatkan teknologi informasi sebagai basis kehidupan manusia. Ini terkait penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited).
Seperti dikemukakan Klaus Schwab, pendiri World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution, revolusi industri generasi ke-4 ini ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Era ini menempatkan perkembangan internet dan teknologi digital yang massif sebagai tulang punggung (back bound) pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia dan sejarah manusia. Pada revolusi industri generasi pertama tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin uap. Berikutnya revolusi industri generasi kedua yang ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustionchamber). Penemuan ini kemudian memunculkan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dan lain-lain yang mengubah wajah dunia secara signifikan. Kemudian, revolusi industri generasi ketiga yang ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan komputer serta internet, yang dimulai pada tahun 1970-an sampai 1990-an. Revolusi industri ketiga dimulai ketika kemajuan dalam otomatisasi bertenaga komputer memungkinkan kita memprogram mesin dan jaringan. Tahun 1990-an, dunia memang telah mengenal internet. Namun demikian, efeknya belum terbayangkan seperti hari ini. Waktu itu belum terjadi apa yang disebut internet of things (Iot) seperti yang dirasakan seluruh dunia sekarang.
Selanjutnya adalah revolusi industri generasi keempat sebagaimana sudah disinggung. Sebagai kelanjutan dari revolusi industri 3.0, indusri 4.0 menambahkan instrumen konektivitas untuk memperoleh dan mengolah data, otomatis perangkat jaringan, IoT, big data analytics, komputasi awan dan keamanan cyber, yang merupakan komponen utama dalam industri 4.0. Perangkat konektivitas tersebut dihubungkan pada perangkat fisik industri. Tujuannya adalah untuk menerima dan mengirim data sesuai perintah yang ditentukan, baik secara manual maupun otomatis berdasar kecerdasan buatan. Perangkat IoT pada industri 4.0 dikenal dengan IIoT atau Industrial Internet of Things, yang sangat berguna untuk monitoring secara internal. Dalam konsep industri 4.0, perangkat IoT tersebut dapat terhubung ke jaringan WAN melalui lingkungan cloud. Sampai di lingkungan cloud, data dapat diproses dan di sebar ke pihak lain. Di sini memerlukan otomatisasi dan orkestrasi pada lingkungan hybrid cloud. Alhasil, industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber.
Tidak syak lagi revolusi Iindustri 4.0 ini telah dan akan terus mendisrupsi berbagai aktivitas manusia. Mula-mula yang terancam teknologi (disruptive technology) ini adalah perusahaan-perusahaan incumbent atau yang telah mapan selama ini. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri generasi keempat ini telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Lebih dari itu, pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan keberlangsungan sebuah bisnis yang dijalankan. Akan tetapi, yang menentukan keberhasilan perusahaan meraih prestasi dengan cepat adalah kelincahan perusahaan itu sendiri. Hal ini telah dibuktikan oleh perusahaan-perusahaan berbasis internet seperti Uber atau Grab atau Gojek/Gocar, yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia, atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini berarti bahwa perusahaan yang cepat atau lincah bergerak dapat memangsa perusahaan yang bergerak lambat. Bukan peruahaan yang besar memangsa perusahaan yang kecil.
Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar kelas dunia yang telah mengalami disrupted (terganggu) dengan hadirnya teknologi masa kini. Dunia persekolahan pun pun terancam disrupsi bila tidak segera melakukan perubahan dan menyesuaikan peranannya di dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akibat pengaruh kemajuan teknologi membuat beberapa pekerjaan terancam hilang tergantikan dengan jenis-jenis pekerjaan baru sehingga sumber daya manusia harus dipersiapkan untuk menghadapi datangnya era masa depan tersebut.
Beberapa kemajuan teknologi yang memiliki pengaruh besar di dunia pendidikan paling banyak didominasi oleh hadirnya teknologi informasi. Seperti halnya 3D Digital Printing, Virtual and Augmented Reality, Gamification, Artificial Intelligent, dan Learning Analytics. Tema personalisasi akan tiba di era masa depan, di mana nanti peneliti dapat mencetak alat penelitian secara presisi menggunakan 3D Digital Printing. Distance Learning yang akan membuat pengalaman belajar seakan berada dalam ruangan yang sama dengan hadirnya teknologi virtual and augmented reality. Konsep permainan online (Gamification) dalam dunia pendidikan yang akan membantu para pendidik untuk bisa membangun motivasi di kelas-kelas sehingga peserta didik lebih terpacu untuk terlibat dalam bentuk permainan tersebut. Kurikulum standar yang saat ini masih digunakan akan beralih ke kurikulum modular di mana masing-masing peserta didik dapat membuat kombinasi modul mata pelajaran sesuai kebutuhan mereka. Untuk itu diperlukan persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di sekolah.
Secara individual, setidaknya diperlukan empat keahlian utama dalam menghadapi era indusri 4.0. Pertama, kita harus memiliki keterampilan informasi, media, dan teknologi, atau melek teknologi. Yang dimaksud dengan keterampilan informasi, media, dan teknologi meliputi literasi media, keaksaraan visual, literasi multikultural, kesadaran global, dan literasi teknologi. Kedua, keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi kreativitas dan keingintahuan, pemecah masalah (problem solving), dan pengambil resiko.
Ketiga, terampil dalam hidup dan belajar seperti memiliki jiwa kepemimpinan dan bertanggung jawab, memiliki nilai etis dan moral, produktivitas dan akuntabilitas, fleksibilitas dan adaptasi, sosial dan lintas budaya, inisiatif dan mengarahkan diri. Keempat, memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif seperti mampu bekerja dalam tim dan berkolaborasi, memiliki tanggung jawab pribadi dan sosial, dalam berkomunikasi harus interaktif, memiliki orientasi nasional dan global.
Dayacipta Sudrajat
Penulis adalah mahasiswa ISS-Universitas Erasmus, Den Haag
What's Your Reaction?