Karena Konflik, Setengah Dari Total Jumlah Penduduk Anak-Anak di Sudan Selatan tak Bersekolah!
UNICEF mengatakan, bahwa lebih dari setengah anak-anak di Sudan Selatan tidak dapat bersekolah. Hal tersebut termasuk dalam kategori tingkat tertinggi yang ada di dunia. Penyebab hal tersebut terjadi karena adanya konflik yang ada di dalam negara itu sendiri. Pemerintah juga sudah berusaha dan berjuang untuk melakukan pemberontaka selama beberapa tahun terakhir.

Badan dunia yang menangani masalah anak-anak di dunia atau UNICEF mengatakan, bahwa lebih dari setengah anak-anak di Sudan Selatan tidak dapat bersekolah. Hal tersebut termasuk dalam kategori tingkat tertinggi yang ada di dunia. Penyebab hal tersebut terjadi karena adanya konflik yang ada di dalam negara itu sendiri. Pemerintah juga sudah berusaha dan berjuang untuk melakukan pemberontaka selama beberapa tahun terakhir.
Selain itu, negara tetangganya sendiri, Nigeria menempati posisi kedua dengan jumlah presentase 47 persen jumlah anak yang tidak dapat bersekolah. Lalu juga ada Afganistan dengan jumlah 40 persen. UNICEF juga mengatakan bahwa di seluruh dunia ada sekitar 24 juta anak dari kurang lebih 109 juta yang tinggal di negara yang sedang mengalami konflik, anak-anak tersebut tidak dapat bersekolah lagi.
Meski jalur damai sudah ditempuh oleh Sudan Selatan, UNICEF juga mengatakan bahwa kekerasan tetap terjadi di beberapa daerah Sudan Selatan. “Hanya satu dari sepuluh siswa Sudan Selatannn yang masuk sekolah dan mennyelesaikan pendidikan dasarnya di tengah kekurangan fasilitas dan guru yang terlatih,” ungkap Kepala UNICEF di Sudan Selatan, Phoung Nguyen T.
Selain itu, dia juga menambahkan anggaran yang tersedia dari pemerintahnya juga sangat rendah untuk sektor pendidikan itu sendiri. Tentu saja hal tersebut memicu ketidakstabilan dan menyebabkan penurunan kualitas pendidikan itu sendiri. Namun hal tersebut sudah jauh lebih baik di tahun 2011 lalu setelah Sudan Selatan merdeka, yang mana jumlah pendaftaran pesertadidiknya naik di angka lebih dari 30 persen.
Namun faktanya, setelah lebih dari 10 tahun negara tersebut merdeka masih banyak warganya yang belum dapat kembali ke rumah mereka. Masih banyak rumah yang dibakar dan masih adanya anggota bersenjata yang bersembunyi di hutan-hutan. Menurut PBB sendiri, selain nyaris dua juta warga Sudan Selatan yang kehilangan tempat tinggal dan menunggsi di dalam negeri karena konflik, mereka juga memilih mengungsi ke luar negeri, seperti di Etiopia, Sudan, dan Uganda, dengan jumlah pengungsinya mencapai lebih dari 2,2 juta orang. Yang mana mayoritas pengungsi tersebut merupakan perempuan dan anak-anak, dan banyak dari mereka yang harus melewati perbatasan negara sendirian.
What's Your Reaction?






