Setiap Anak Bisa Menjadi Hebat

Jun 1, 2023 - 01:37
Jun 5, 2023 - 04:41
 0
Setiap Anak Bisa Menjadi Hebat
Foto ilustrasi oleh jcomp di Freepik

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pilar utama membangun sebuah bangsa. Mengapa? Ibarat mendirikan sebuah menara, maka PAUD adalah pondasinya. Kokoh tidaknya sebuah bangunan tergantung bagaimana kuatnya pondasi yang dibangun.

Usia dini disebut sebagai usia emas karena pada anak ini terjadi perkembangan pesat baik fisik, psikis maupun perkembangan otak yang begitu cepat. Peningkatan kapasitas otak anak, menempati posisi yang vital, di mana perkembangan kecerdasan anak mencapai 80%.

Otak terdiri atas neuron­neuron. Otak merupakan salah satu organ tubuh yang memberi instruksi pada organ tubuh lain dan saling berkoordinasi dalam suatu gerakan. Neuron terbentuk dari pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf panjang yang mengantarkan sel­sel listrik melalui sistem saraf dan otak.

Otak bayi mengandung 100 miliar neuron dan apabila neuron­neuron dihubungkan secara bersama­sama, sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap akan membentuk sambungan antarneuron. Sambungan ini yang membentuk pengalaman yang dibawa anak seumur hidupnya.

Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas otak sangat besar. Bila otak dirangsang dan diaktifkan dengan tepat, maka otak anak akan berkembang secara luar biasa. Setiap pengalaman yang diterimanya akan menjadi letupan­letupan sesuai dengan apa yang dikonstruksinya.

Perkembangan otak yang cukup pesat dengan kapasitas neuron yang mencapai triliunan akibat adanya stimulasi dapat diibaratkan dengan reaksi ledakan nuklir. Nuklir meledak karena proses terjadinya pelepasan energi yang sangat besar. Melalui proses reaksi berantai, dimana reaksi ini terjadi karena netron hasil pembelahan inti mengenai inti uranium 235, kemudian menimbulkan pembelahan inti yang baru.

Jika reaksi fisi ini tidak terkendali, dalam waktu singkat semua inti uranium 235 akan cepat habis disertai pelepasan energi yang sangat besar berupa ledakan dahsyat (contoh bom nuklir). Namun reaksi fisi dalam reaktor atom dikendalikan dan energinya dapat dimanfaatkan.

Begitu juga dengan otak manusia, memiliki kapasitas otak yang sangat besar yang terdiri dari neuron­neuron yang dapat berkembang lebih dahsyat lagi. Oleh sebab itu sangat perlu stimulasi yang optimal. Otak yang memiliki jumlah neuron sangat besar bila diberi rangsangan yang sesuai maka akan membentuk synap­synap dan menghasilkan neuron baru.

Kapasitas yang cukup besar ini adalah suatu kekuatan yang siap untuk dikembangkan dengan pembelajaran yang berkualitas, yang dapat mengembangkan seluruh potensi anak didik. Pengetahuan dan pengalaman yang diterima anak melalui rangsangan tersebut membentuk kecerdasan­kecerdasan baru berupa perubahan perilaku, keterampilan maupun keahlian.

Begitu dahsyatnya pertumbuhan dan perkembangan otak pada usia dini, maka diperlukan pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari peran tenaga kependidikan dan guru yang profesional dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran, menciptakan lingkungan efektif dan kondusif, serta diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pendidik atau guru adalah salah satu pemicu perkembangan otak dan kecerdasan anak. Artinya anak usia dini memerlukan pendidik berkualitas dan profesional dalam merangsang perkembangan otaknya sehingga membentuk pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajarnya.

Hal ini dipertegas oleh Piaget (1977) bahwa konstruksi pengetahuan yang diperoleh anak didik harus didesain sedemikian rupa sehingga bisa dikonstruksi secara berkesinambungan melalui kegiatan belajar (learning activity). Dengan bantuan pendidik, pengetahuan menjadi pengalaman (learning experience) dan diakomodasi menjadi kompetensi bagi anak didik.

Bagaimana memberikan rangsangan yang tepat dan memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak? Kita perlu sumber daya manusia yang andal dalam hal ini adalah pendi­ dik yang berkompeten.

Salah satu cara kemampuan guru dalam mengembangkan Media Pembelajaran Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegence). Kecerdasan jamak inilah yang menjadi dasar metode mengaktifkan otak manusia.

Pertumbuhan otak berdasarkan stimulasi dan lingkungan serta nutrisi membentuk kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi. Howard Gardner dalam bukunya Frame of Mind menjelaskan kecerdasan jamak (MI) yang menunjukkan kompetensi intelektual yaitu : 

1. Kecerdasan Linguistik (linguistic intelligence)

Stimulasi: memberikan kesem­ patan kepada anak untuk bercerita tentang pengalamannya, mendongeng, menyusun kartu huruf, bermain puzzle huruf atau kata, menggunting huruf atau kata, mencari kata, bermain maze sesuai pola huruf.

2. Kecerdasan Logis­Matematis (logical­mathematical intelligence)

Stimulasi: mengenalkan angka melalui lagu, menghitung jumlah teman atau benda di sekitarnya, bermain de­ tektif, membuat pola sederhana meng­ gunakan manik­manik berwarna atau berbeda bentuk, mengenalkan konsep­konsep dengan cara sederhana.

3. Kecerdasan Visual­Spasial (Visualspatial intelligence)

Stimulasi: menyusun puzzle, menikmati pemandangan, melatih daya ingat, mengekspresikan ide, gagasan dalam bentuk seni, desain dan eksperimen.

4. Kecerdasan Irama­Musikal (musical rhythm intelligence)

Stimulasi: mengapresiasi musik, bersenandung, bernyanyi, memainkan alat musik, membuat irama bertepuk tangan dan menirukan iramanya. 

5. Kecerdasan Kinestetik (kinesthetic intelligence)

Stimulasi: Memfasilitasi ruang gerak agar bebas bergerak dan menyalurkan setiap gerakan dan aktivitas, menari, drama dan kegiatan lain yang melibatkan secara fisik. 

6. Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, dan Kecerdasan Natural

Stimulasi: melibatkan anak dalam bermain rumah­rumahan, membuat sendiri, dan memerankan tokoh masing­masing sebagai anak, ayah, ibu dan berkomunikasi dengan yang lain.

7. Kecerdasan Intrapersonal: mampu menyemangati diri sendiri, dan mempunyai kepercayaan yang tinggi

Stimulasi: membuat suatu karya bersama teman­teman dan ketika ia berhasil menyelesaikan maka ia merasa percaya diri sehingga membangkitkan rasa berani untuk tampil dan berkarya. 

8. Kecerdasan naturalis

Stimulasi: anak senang melakukan aktivitas di alam, mengenal hewan dan tanaman yang ada di sekitarnya.

Pendekatan ini memberikan inspirasi, motivasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan kurikulum, memahami di tangan pendidik atau guru, setiap anak bisa menjadi hebat. Anak akan menunjukkan kemampuannya, dan mengembangkan segala potensi dirinya sehingga mereka menjadi dahsyat.

DR. Henny Jacobs, M.Pd

Penulis adalah pendidik di PAUD Terpadu Arini, Indragiri Hulu Riau sekaligus peraih juara pertama pengelola PAUD tingkat nasional tahun 2017

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju