Tular Nalar, Tangkal Hoaks dan Ajarkan Siswa-Guru Jadi Kritis

Jun 21, 2021 - 06:26
Oct 1, 2021 - 11:11
 0
Tular Nalar, Tangkal Hoaks dan Ajarkan Siswa-Guru Jadi Kritis

SahabatGuru - Laman pembelajaran online dengan metode interaktif, TularNalar.id, diluncurkan. Laman tersebut digagas Maarif Institute, MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), LoveFrankie & Google.org, untuk anak-anak di bangku sekolah dan para tenaga pengajar atau pendidik di Indonesia agar mampu berpikir kritis sekaligus menangkal hoaks.

Tak hanya itu, laman yang diciptakan untuk membantu meredam laju infodemik yang ramai beredar tersebut sekaligus menavigasi tantangan di lingkungan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19. Hadir dalam bentuk portal pembelajaran online, Tular Nalar dilengkapi dengan berbagai materi mengenai cara berpikir kritis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Materi pembelajaran yang menampilkan keseharian ini mencakup berbagai topik, mulai dari memahami etika membagikan pesan di media sosial, cara menghadapi hoaks tentang Covid-19, hingga mampu menyikapi isu-isu yang berpotensi menyemai perpecahan bernuansa SARA. Tular Nalar bisa diakses oleh siapa pun: pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dan bahkan masyarakat umum.

Kami memasukkan modul Tular Nalar menjadi materi terbuka di SPADA Indonesia

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Yulita Priyoningsih memberikan respon positif atas peluncuran laman yang menyasar anak-anak muda melalui pembelajaran daring ini. Dalam peluncuran laman secara virtual seperti dikutip antaranews.com, Kamis (4/3/2021), Kemendikbud memasukkan modul Tular Nalar sebagao materi terbuka di SPADA Indonesia (Sistem Pembelajaran Daring).

"Untuk ke depan kami berencana menindaklanjuti kerja sama dengan modul-modul yang sudah disiapkan teman-teman di Tular Nalar. Kami mencoba market yang lebih luas termasuk kalangan akademisi," kata Yulita.

"Kami memasukkan modul Tular Nalar menjadi materi terbuka di SPADA Indonesia," ujar dia melanjutkan.

Pengelolaan media sosial yang tepat juga menjadi bagian dari laman ini. Pengguna juga bisa mengakses berbagai video pembelajaran, artikel dan kuis-kuis tentang internet, kesehatan masyarakat termasuk rencana pembelajaran yang bisa didapatkan dari laman itu.

Sembari mengakses laman, para pengguna laman juga bisa berinteraksi dengan kolega dan memberikan ide-ide masing-masing dalam mencermati media sosial yang belakangan dibanjiri informasi salah, berita bohong dan sebagainya.

Direktur Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan berharap hadirnya platform baru pembelajaran ini dapat menciptakan masyarakat yang tahu dan tanggap terhadap hoaks.

Hal senada diungkapkan Abdul Rohim Ghazali dari Maarif Institute. Dia mengatakan, pada akhirnya hoaks dan informasi salah yang destruksif bagi hidup orang-orang bisa semakin terpinggirkan dengan semakin kritisnya pemikiran masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Santi Indra Astuti dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) berpendapat, menyelesaikan masalah-masalah terkait informasi salah termasuk hoaks, ujaran kebencian dan sebagainya membutuhkan pendekatan menyeluruh. Edukasi yang diberikan pun tak bisa setengah-setengah dan atas alasan inilah Tular Nalar hadir untuk memberikan berbagai program hingga edukasi.

"Kita prihatin di samping kualitas informasi yang baik, kita juga berhadapan dengan informasi beracun seperti hoaks, ujaran kebencian. Kalau menyelesaikan masalah ini perlu pendekatan menyeluruh dan tidak bisa edukasi setengah-setengah. Hadirlah Tular Nalar menawarkan program sampai edukasi," tutur Santi.

Di sisi lain, laman Tular Nalar juga bisa menjadi jawaban atas situasi pandemi yang menjadi tantangan baru dalam dunia pendidikan. Menurut Sinta, ini kesempatan Tular Nalar membantu meningkatkan literasi sembari menghadirkan konten positif.*

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Sahabat Guru Inspirasi Indonesia Maju