Webinar Mewujudkan Pendidikan Ideal Menghadapi Era Digital

Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan SahabatGuru telah mengadakan webinar Pendidikan Kota Pekalongan pada Kamis (2/12).

Dec 3, 2021 - 03:06
Dec 29, 2021 - 17:01
 0
Webinar Mewujudkan Pendidikan Ideal Menghadapi Era Digital
Webinar Pendidikan Kota Pekalongan

SahabatGuru - Webinar ini diselenggarakan secara virtual yang dihadiri oleh H. Achmad Afzan Aeslan Djunaid, S.E selaku Wali Kota Pekalongan, Dr. Rara Lestari, S.S., M.M selaku Wakil Ketua MPR RI, DR. Rismi Juliadi, S.T., M.Si selaku Dosen Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara, Andi Suryawan, S.Si, selaku Trainer Matematika Nasional, Amelia Anggraini anggota DPR RI tahun 2014-2019, Yogo Dwi Prasetyo, S.Pd, M.Pd, Suci Patia selaku Author, dan Nabila Nadjib sebagai moderator. 

Pada era digital ini terjadi perubahan-perubahan yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Teknologi memberikan manfaat banyak dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya teknologi tidak menggantikan seorang guru, tetapi guru yang menggunakan teknologi ada kemungkinan bisa menggantikan guru yang tidak menggunakan teknologi. Oleh karena itu seorang guru perlu berusaha untuk menyesuaikan pembelajaran di era digital. 

Andi Suryawan, S.Si menjelaskan bahwa tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri, artinya perubahan pasti ada, dan kita sebagai seorang guru harus mengikuti perubahan itu. Banyak sekali guru-guru khususnya guru senior bertanya, bagaimana mengikuti perkembangan yang begitu cepat, jawabannya adalah mau tidak mau harus mengikuti perkembangan itu, semaksimal mungkin dan sesuai kapasitas yang dimiliki. 

Numerasi menjadi bagian yang penting dalam era digital ini, kenapa numerasi perlu ditingkatkan dan didukung oleh teknologi? Karena hasil penelitian PISA pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 70% anak-anak berada di bawah level kompetensi minimum dalam membaca, 71% dalam matematika, 60% sains. Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan sifat matematika. Numerasi bukan hanya tugas guru matematika saja, tapi semua guru harus menerapkan dan mengajarkan numerasi.

Indonesia berada pada peringkat 3 pengguna teknologi paling banyak. Generasi milenial merupakan yang paling banyak menggunakan internet. Potret persoalan yang dihadapi dalam era digital ini yaitu lemahnya penguasaan teknologi. Kemudian ada empat pemetaan yang digunakan untuk mengukur kompetensi guru yaitu yang pertama, level satu ICT literasi atau literasi teknologi, informasi, komunikasi. Kedua, level ketika guru sudah mampu mengoperasikan dan mengaplikasikan dengan mudah. Ketiga, level ketika guru sudah bisa membuat konten sendiri. Keempat, level ketika guru sudah mampu menjadi trainer. Hasilnya yaitu 46% yang lulus level satu. Artinya yang menguasai teknologi level dasar masih di bawah 50%. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu educational competence, cyber pedagogy, content creating, dan penilaian etis.

Amelia Anggraini anggota DPR RI tahun 2014-2019 mengungkapkan bahwa literasi digital di sekolah harus dikembangkan sebagai mekanisme pembelajaran terintegritas dalam kurikulum atau setidaknya terkoneksi dengan sistem belajar mengajar. Guru perlu meningkatkan pengetahuan dan kreativitasnya dalam proses pengajaran literasi digital, dan kepala sekolah perlu memfasilitasi guru atau tenaga kependidikan dalam mengembangkan budaya literasi digital sekolah. Strategi gerakan literasi digital di sekolah yaitu penguatan fasilitator, ragam sumber belajar bermutu, peningkatan pelibatan publik.

Literasi digital ada empat pilar yaitu budaya bermedia digital, aman bermedia digital, etis bermedia digital, dan cakap bermedia digital. Di tingkat pendidikan, literasi digital ini merupakan bagaimana kemampuan seorang guru dan siswa untuk menggunakan TIK dalam mencari, mengevaluasi, membuat, maupun mengomunikasikan konten atau informasi digital.  

“Literasi digital ini harapannya kita memiliki kecakapan untuk menggunakan media digital, tapi tidak cukup untuk mempunyai kecakapan menggunakannya saja, tapi dapat beretika dan bertanggung jawab. Jangan sampai informasi yang disebarkan itu sifatnya hoaks," ungkap Yogo Dwi Prasetyo. 

Ekosistem pendidikan di era digital yaitu mulai dari kementerian, sekolah, siswa, dan orang tua. Semuanya menjadi satu kesatuan, mulai dari menyiapkan LMS, konten, website, serta sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran. Jika sudah terjalin hubungan yang baik antar pihak akan mendorong agar lebih siap lagi pembelajaran di era digital masa depan.

DEWI ROSA

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow