Zainur Rofiq: Knowledge Management System Perlu Dikembangkan
Dosen Teknologi Pembelajaran Teknik UNY Dr. Zainur Rofiq, M.Pd. hadir menjadi salah satu narasumber pada Webinar Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang yang mengangkat tema “Strategi Guru Menghadapi Defisit Kompetensi Guru Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital Pendidikan”. Diselenggarakan pada Selasa (2/11) melalui Zoom dan YouTube SahabatGuru, webinar yang masih pada rangkaian mewujudkan guru cakap bermedai digital, cakap numerasi, dan berkarakter dalam menghadapi tantangan global ini juga turut mengundang Menteri Kominfo RI Johnny G. Plate, Dewan Pengurus APKASI dan Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, M.M., Bupati Tulang Bawang Dr. Hj. Winarti, S.E., M.H., Staf Ahli APKASI Bidang Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus Inisiator SahabatGuru Dr. Himmatul Hanasah, M.P., dan Dosen Media Pembelajaran UMS Eko Yuliyanto, S.Pd.Si., M.Pd.
Untuk membuka paparannya, Zainur Rofiq menjelaskan jika pandemi juga membawa berkah. Berkat kehadirannya, percepatan transformasi digital makin melaju. Wajah kegiatan ekonomi dunia saat ini telah berubah drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Saat ini berbagai kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi. Saat ini kita sudah bisa berbelanja tanpa harus keluar rumah. Kita juga sudah bisa berobat dari rumah dengan komunikasi online bersama dokter.
“Berbagai skill di abad 21 sangat diperlukan untuk dikuasai anak didik kita. Misalnya, menyelesaikan masalah kompleks, kemampuan sosial, kemampuan berproses, dll. Lalu, bagaimana kita merespons masa depan? Kita bisa lakukan langkah-langkah seperti berkomitmen meningkatkan investasi di pengembangan digital skills; selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi baru, learn by doing; menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skills; dilakukannya kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan; menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukkan materi terkait human-digital skills,” jelas Zainur.
Revolusi pendidikan 4.0 telah membawa perubahan di tiap segi kehidupan. Tantangannya, peserta didik adalah generasi digital native yang sudah menggunakan teknologi sebagai bagian dari kesehariannya dan memiliki ekspektasi tinggi terhadap teknologi. Sisi positif dengan adanya teknologi antara lain meningkatkan motivasi peserta didik dan meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran; mendukung personalize learning; membuat pekerjaan jadi lebih cepat dan efisien; meningkatkan pencapaian dan standar pembelajaran; membuat konsep yang sulit menjadi lebih mudah dieksplorasi; membuka peluang dialog dengan orang tua peserta didik untuk pengembangan pembelajaran.
Guru-guru diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Jangan mau kalah dengan para peserta didik yang sudah pandai berteknologi. Oleh karena itu, model pengembangan kompetensi guru berbasis knowledge management system perlu dikembangkan. Knowledge management merupakan suatu proses mengidentifikasi, menangkap, mengorganisir pengetahuan, mendokumentasikan dan menyebarluaskan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh individu-individu sebagai aset berbasis intelektual.
Target kemampuan digital literasi dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, tahap mengetahui informasi dan teknologi informasi. Kedua, tahap menggunakan informasi dan teknologi informasi. Ketiga, tahap memaknai informasi. Standard kemampuan digital yang bisa kita jadikan tolok ukur, seperti digital citizen, knowledge constructor, innovative designer, computational thinker, creative communicator, global collaborator, dan empowered learner.
Tantangan yang sering terjadi di era saat ini, yaitu: ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar dan daerah, keterbatasan kompetensi guru dalam pembelajaran, keterbatasan sumber daya untuk pemanfaatan teknologi pendidikan seperti internet/kuota, dan relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran daring yang belum terintegrasi.
Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi, diperlukan sinergi antara pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mengatasi tantangan tersebut. Upaya meningkatkan kualitas guru bukanlah sesuatu yang sia-sia. Justru, itu merupakan investasi dalam mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih maju.
ANIS SAFITRI
What's Your Reaction?