Pendidikan Instan, Memang Bisa?

Sudah menjadi kaidah umum jika sesuatu yang instan memiliki hasil yang tidak semaksimal yang dilakukan melalui proses. Pendidikan pun seperti itu juga, kamu tidak bisa mendapat esensi pendidikan jika ingin hasilnya secara instan

Sep 11, 2023 - 07:18
Sep 1, 2023 - 06:57
 0
Pendidikan Instan, Memang Bisa?

Ada sebuah kalimat singkat dalam bahasa inggris yang mempunyai arti yang mendalam: Easy come, easy go (mudah datang, mudah pula pergi). Maksudnya adalah apa yang mudah didapatkan, akan mudah juga untuk lepas atau hilang. Dalam nyaris berbagai hal dalam hidup ini, kaidah tersebut pasti berlaku dalam banyak hal termasuk dalam pendidikan. Dengan demikian, tentu kita dapat memahami jika kita menepuh jalan yang singkat maka hasil yang kita dapatkan juga singkat. Pendidikan itu merupakan sebuah proses yang memakan waktu dan memerlukan kesabaran. Jika pendidikan dijalankan dengan cara yang instan, maka apa yang didapatkan juga tidak akan banyak. Hendaknya para pejuang pendidikan sekarang lebih memerhatikan proses.

Salah satu contoh implementasi prinsip ini ada di dalam kegiatan yang banyak dilakukan oleh siswa adalah Sistem Kebut Semalam. Ini adalah sebutan dari cara belajar yang dilakukan ketika waktunya sudah terlalu mepet dari waktu ujian. Cara belajar seperti ini sangat tidak efektif karena tidak semua materi akan benar-benar dikuasai dalam waktu singkat. Selain itu, sistem kebut semalam hanya akan membuat materi hanya sebatas masuk telinga kanan keluar di telinga kiri. Sayangnya, masih banyak siswa yang menerapkan sks ini. Alasannya bermacam-macam, tetapi yang paling umum adalah menunda-nunda belajar ketika waktu yang tersedia masih banyak.

 

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, segala hal yang mudah diraih juga mudah hilang, dan biasanya ini diikuti dengan hasil yang tidak maksimal dan seringkali membawa mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Kaidah ini juga berlaku dalam pendidikan. Contohnya ketika murid mati-matian melakukan apapun demi nilai yang tinggi. Tak jarang, obsesi mereka untuk mendapat nilai yang tinggi membuat mereka menempuh jalan haram. Alih-alih belajar dengan tekun, mereka malah menempuh jalan pintas seperti menyontek hinggga penyogokan agar nilainya bisa ditambah. Cobalah perhatikan mereka yang sudah terlalu jauh hanya karena ingin sesuatu secara instan, tujuan dari pendidikan yang mencerdaskan itu sendiri sudah hilang dan tergantikan oleh ambisi untuk meraih nilai. Memang benar mereka mempunyai nilai yang tinggi, akan tetapi bagaimana dengan isi kepalanya?

 

Maka pernting diingat bagi semua orang termasuk yang berkecimpung dalam dunia pendidikan agar jangan mengambil langkah yang instan. Daripada melakukan sesuatu secara instan, cobalah agar menikmati setiap proses yang ada. Tidak apa-apa pelan pelan yang penting ilmu yang ada bisa diserap dengan baik. Mulailah untuk menghayati setiap tahap yang dilalui. Pohon membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa tumbuh dan menghasilkan buah-buahan, sebuah rumah memerlukan waktu yang lama sebelum bisa berdiri dengan kokoh dan dapat menaungi keluarga di dalamnya, seorang pengrajin butuh belajar bertahun-tahun agar mampu menghasilkan sebuah mahakarya. Apa yang bisa kita tangkap dari sini? Ya, semuanya membutuhkan waktu. Jadi apapun alasannya, cobalah untuk tidak terpaku kepada hasil. Semua orang mempunyai kemampuan dan waktunya masing-masing. Jika kamu melihat tmenamu yang mendapat nilai yagn tinggi, maka cobalah untuk belajar dengan lebih serius alih-alih mencontek. Kalaupun kamu mendapat nilai yang lebih tinggi dari temanmu dari hasil kecurangan itu, tetap saja itu tidak ada artinya dan sesungguhnya kamu hanya menipu dirimu sendiri. Sekarang cobalah mengganti pola pikir yang terlalu berfokus kepada hasil dengan pola pikir yagn menekankan proses. Proses yang pasti, tekun, serius, dan melelahkan akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Mungkin tidak sekarang, tetapi dari proses itulah kamu akan mendapat esensi pendidikan yang sesungguhnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Darma Putra Kusuma Wijaya Saya adalah mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Saat ini saya memiliki ketertarikan dalam isu pendidikan di Indonesia