SANG PEJUANG PERADABAN
Perjalanan panjang dunia pendidikan kita tidak bisa lepas dari peran strategis guru. Guru dari masa ke masa memegang peran strategis dalam menentukan berkualitas dan tidaknya dunia pendidikan. Parameter kualitas pendidikan dapat diukur dari berbagai indikator di antaranya adalah kualitas guru, kebijakan yang mengakomodir semua kepentingan, serta tumbuh suburnya semangat peserta didik dalam membentuk kepribadian melalui jalan pendidikan.
Namun dari ketiga indikator tersebut, kualitas guru menjadi faktor utama penentu kualitas pendidikan. Jika guru-guru kita memiliki standar yang sama, memiliki visi dan misi yang sama, memiliki kemauan untuk terus berkembang maka kualitas guru akan mampu memenuhi kebutuhan dasar pendidikan yang ada. Kebutuhan dasar pendidikan bukan hanya terpenuhinya aspek kognitif (pengetahuan) saja, tetapi juga aspek afektif dan juga aspek psikomotor.
Terpenuhinya aspek kognitif dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang memancing daya kritis peserta didik terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Sedangkan aspek afektif dan psikomotor dapat diperoleh peserta didik melalui pembelajaran yang memicu daya kreativitas peserta didik dalam ruang pembelajaran. Jika ketiga aspek terpenuhi secara maksimal maka peran sentral guru telah mampu mewarnai pola pikir peserta didik secara utuh.
Menjadikan pendidikan sebagai sebuah jalan, maka peran serta guru harus seirama antara kebijakan yang ada dengan regulasi praktik di dunia pendidikan. Pada tahap teori maupun praktik, guru diharapkan hadir menjadi sosok yang terus belajar, mengajar dan memiliki karya atas dasar sumpah dan kode etik profesi keguruannya.
Menjadi guru adalah pilihan. Pilihan dengan berbagai risiko yang harus siap untuk menjadi teladan bagi siapa saja. Di lingkungan masyarakat sosok dengan profesi guru akan mendapatkan porsi lebih dalam berbagai kegiatan, mulai dari kesiapan menjadi pengurus RT, RW, bahkan lembaga nonstruktural di lingkungan kelurahan. Apalagi saat musim pilkada atau even serupa, sosok guru pasti menjadi kunci dominan suksesnya penyelenggaraan even yang ada. Di lingkungan keluarga sosok dengan profesi guru pasti menjadi sosok sentral dalam menentukan berbagai macam keputusan, hal ini dikarenakan sosok guru dianggap lebih bijak dalam memutuskan dan menentukan sebuah keputusan. Bahkan di lingkungan kerja sosok dengan profesi guru akan sangat mudah beradaptasi dengan profesi lainnya. Hal ini membuktikan bahwa menjadi guru adalah pilihan tepat dalam mentasbihkan diri sebagai insan bermanfaat terhadap sesama.
Kinerja guru yang kompleks secara langsung akan menempa kreativitas dalam berbagai hal. Berapa banyak guru yang sukses dengan tugas pokoknya namun juga sukses dengan predikat penulis. Berapa banyak guru yang berhasil meyakinkan masyarakat atas prestasi keguruannya namun berhasil pula dengan usaha bisnisnya. Berapa banyak guru yang berhasil menjalankan tugas mulianya namun sukses juga dengan berbagai bentuk ikhtiar yang dilakukan semata- mata demi terbentuknya karakter guru yang tangguh.
Dari narasi profesi guru dengan segudang kelebihan, juga kita terkadang harus menahan malu dan prihatin atas ulah oknum-oknum guru yang justru menumpahkan noda hitam pada bendera profesinya. Ada yang tersangkut masalah utang piutang, tindakan amoral, asusila, asmara, hingga penyalahgunaan wewenang.
Inilah catatan lengkap profesi guru dengan karakter yang berbeda. Namun pada dasarnya guru adalah manusia biasa yang secara naluri memiliki berbagai macam keinginan. Menjadi guru, maka istilah belajar, mengajar dan berkarya harus menjadi motto utama agar seorang guru berkembang dari sisi keilmuannya. Tidak ada guru yang cakap kecuali yang mau terus belajar, tidak ada guru yang hebat kecuali yang mau sungguh-sungguh dalam memberikan layanan melalui ruang mengajar, tidak ada guru mulia kecuali yang mau hidup bersanding dengan karya terbaiknya.
Belajar adalah aktivitas keseharian yang tidak boleh alpa bagi diri seorang guru di mana saja ia berada, mengajar adalah aktivitas wajib bagi diri seorang guru pada obyek apa saja yang ia jumpai dengan terus menjadi teladan atas semua hal, dan berkarya adalah keharusan hakiki agar guru selalu mendapatkan kemuliaan.
Korelasi antara belajar, mengajar dan berkarya terletak dari adanya sikap konsisten seorang guru untuk terus melakukan tiga proses tersebut secara berkesinambungan. Jika seorang guru memiliki jiwa belajar maka akan tumbuh semangat untuk terus mengembangkan daya kreatif dan daya kritis atas berbagai disiplin ilmu yang terus berkembang. Jika
seorang guru terus menggelorakan semangat mengajar tanpa melihat batas waktu dan situasi maka akan tumbuh semangat untuk terus berinovasi. Jika seorang guru selalu haus akan hadirnya karya maka akan lahir karya hebat atas jerih dan kesungguhan guru dengan predikat pembelajar.
Hari Guru Nasional semoga menjadi momentum bagi siapa saja yang mentasbihkan diri sebagai pembelajar untuk terus mau mengembangkan potensi keguruan melalui berbagai forum diskusi, even lomba, maupun sarana peningkatan potensi lainnya. Dari tangan merekalah lahir generasi berpengetahuan, tangguh, kuat, berbudi pekerti, dan berkarakter. Dari tangan merekalah terbentuk generasi yang beradab, berwatak pejuang dan pantang menyerah.
Ariyadi, S.Pd
Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
SMA Islam Al Azhar 15 Kalibanteng Semarang, Jawa Tengah
What's Your Reaction?